Analisis Unsur Perempuan dalam Novel Snow Country karya Yasuari Kawabata dan Novel Perahu kertas karya Dewi Lestari dengan Pendekatan Feminisme
Analisis Unsur Perempuan dalam Novel Snow Country karya Yasuari Kawabata dan Novel Perahu kertas karya Dewi Lestari dengan Pendekatan Feminisme
Nama : Ezra Regi Pangestu (2125153060)
Sastra merupakan perwujudan dari rasa penulis dalam mengungkapkan pendapat, perasaan apa yang ingin dituangkan. Dalam semua karya sastra, penulis berlomba-lomba untuk mendapatkan hati pembacanya dengan membuat karya yang belum pernah ada sebelumnya. Tetapi memang tetap saja jalan cerita dalam sebuah karya sastra mempunyai segi kesamaan dalam konsep penulisan. Sebelum itu Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2). Begitu pula pada karya sastra novel.
Yang diketahui novel sangat beragam macamnya. Novel yang merupakan kumpulan cerita-cerita bernuansa sastra yang dirangkai dalam sebuah tulisan-tulisan bermakna. novel juga merupakan cerita fiksi yang mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Pengambaran cerita juga merupakan pertimbangan penulis agar novelnya dapat terasakan oleh si pembaca. Itulah yang membuat unsur-unsur novel harus terlihat nyata. Padakali ini penulis akan membandingkan novel “Perahu kertas” karya Dewi Lestari dengan di bandingkan pada novel “Snow Country” karya Yasuari Kawabata. Kedua novel itu termasuk kedalam novel Romance. Karena pada kedua novel tersebut mempunyai beberapa kesamaan. Memang tidak sama sepenuhnya. Tetapi terdapat garis besar yang sama pada kedua novel tersebut.
Dalam perbandingan kedua novel ini akan menelisik dari pendekatan Feminisme. Karena peran seorang perempuan sangat kuat pada kedua novel ini. Lalu akan menelaah bagaimana sebuah novel akan melihat sebuah kisah perempuan. Perempuan adalah figur yang patut diperebutkan oleh laki-laki, terutama karena kecantikan dan kebolehannya. Poin pentingnya: perempuan harus setia kepada laki-laki (Endraswara: 2011: 144). Itu menurut Endraswara merupakan pengungkapan bagaimana perempuan yang begitu penting dalam pengungkapan novel dalam struktur yang penting dalam sebuah novel. Oleh karena itu pendekatan ini lebih mementingkan perempuan sebagai topik utama dalam sebuah novel. Olehh karena itu novel ini juga menggunakan perempuan sebagai sebuah objek, dari novel Snow County atau Negeri salju karya Yasunari Kawabata maupun dari novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari. Itulah sebabnya, analisis feminisme seyogyanya mengikuti pandangan Barret (Pradopo, 1991: 142) yakni : (1) peneliti hendaknya mampu membedakan material sastra yang digarap penulis laki-laki dan wanita, (2) ideologi sering mempengaruhi hasil karya penulis.
Hasil perempuan dalam kedua novel ini sangat berasa dan berdampak pada keselarasan kedua novel ini. Pada garis besar yang ada pada novel Negeri salju yang bercerita tentang, seorang lelaki yang sedang berlibur. Cerita diawali oleh sang Penulis, dengan menceritakan perjalanan didalam kereta yang ditumpangi oleh Shimamura, yang akan melancong ke gunung daerah yang bersalju.
Shimamura, lelaki yang hidup dari warisan orang tua dan tak memiliki pekerjaan jelas ini hendak berlibur. Tujuan liburannya itu, sekaligus untuk menyegarkan dirinya dari kepadatan Tokyo dengan mengunjungi gunung-gunung di awal musim dingin. Dalam perjalanan di kereta itu, ia melihat seorang gadis cantik, Yoko. Gadis ini naik kereta degan seseorang yang pucat seperti sedang sakit. Shimamura terhenyak oleh kecantikan gadis itu dengan cara yang tak terduga.
Pada saat yang demikian kalut karena ingatan yang mengkhianatinya dan hanya telunjuknya saja yang masih terhubung. Ia angkat telunjuk itu, digerakkan di kaca jendela kereta yang berembun, kemudian ia buat sebuah garis. Kaca itu, lantas menjadi sebuah cermin. Saat itulah, ia melihat mata seorang wanita yang menyeruak dan mengagetkannya. Mata yang demikian indah itu, mata milik Yoko.
Di sebuah daerah bersalju yang selalu dingin, Shimamura pertama kali bertemu dengan Komako. Ia adalah seorang geisha yang sangat cantik dan menarik dibandingkan dengan geisha lainnya. Sebenarnya, ia hanya seorang gadis biasa. Menjadi geisha bukanlah keinginan dari dirinya tetapi keadaan yang memaksanya. Dimata Shimamura, Komako adalah sosok gadis yang menarik dan dapat memikat hati setiap pria tidak terkecuali Shimamura. Komako dapat menciptakan suasana yang membuat hati menjadi tentram dan Shimamura merasa nyaman berada di dekatnya. Selain itu, hal lain yang membuat Shimamura tertarik pada Komako karena Komako sangat suka sekali menulis. Ia selalu menuliskan setiap kejadian yang ia lihat dan alami dalam buku hariannya. Dan tanpa mereka sadari ternyata mereka berdua telah saling jatuh cinta. Sebenarnya, hal itu mereka rasakan sejak pertama kali mereka bertemu. Namun mereka berdua tidak yakin apakah dapat mempertahankan cinta itu mengingat banyak sakali hal yang akan menghalanginya. Karena sebenarnya, Shimamura telah memiliki istri yang tinggal di Tokyo. Yang istrinya ketahui bahwa Shimamura pergi untuk bertemu temannya di daerah bersalju itu.
Pada novel Negeri salju ini memperlihatkan pada sebuah perempuan bernama Komako yang bekerja sebagai geisha. Geisha merupakan pekerjaan seperti wanita peneman pria-pria. Tapi pada kasus ini geisha bukan sebagai wania-wanita nakal yang sering ada di indonesia. Melainkan hanya sebagai wanita penemani, kalau di Indonesia lebih kepada seperti wanita menyanyi dari daerah jawa yaitu rongeng. Rongeng yang merupakan nyanyian sekaligus pangung aksi bagi wanita-wanita penyanyi. Novel Negeri Salju juga memiliki kesamaan dengan novel Perahu kertas karya Dewi Lestari ini. berikut adalah ringkasan cerita dari pada Perahu Kertas:
Kugy, Noni, dan Eko adalah tiga sahabat yang selalu kompak. Kugy, gadis mungil yang dan berantakan yang suka berkhayal. Dia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Oleh sebagian orang, cita-cita Kugy ini dianggap aneh. Kugy menganggap dirinya agen Neptunus dan selalu menulis surat lalu melipatnya menjadi perahu kertas kemudian dialirkan ke sungai agar tersampaikan ke Neptunus. Eko dan Noni adalah sepasang kekasih sekaligus sahabat Kugy. Kisah ini berawal saat Kugy diterima kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung, sekampus dengan Eko dan Noni. Pertemuan Kugy dan Keenan terjadi saat Eko dan Noni mengajak Kugy untuk menjemput Keenan di Stasiun Bandung. Keenan adalah cowok cerdas, artistic, pelukis muda yang berbakat tapi Ayahnya tidak menyetujui Keenan menjadi pelukis. Kugy, Keenan, Eko, dan Noni menjadi sahabat. Kugy dan Keenan menjadi begitu dekat dan sering bertemu hingga saling mengagumi dan memendam rasa cinta yang dalam. Keenan dengan antusias membaca dongeng-dongeng Kugy. Namun, Kugy tidak bisa menggambarkan tokoh dalam dongengnya hingga Keenan menggambarkannya. Saat keduanya semakin dekat, Noni dan Eko berencana menjodohkan Keenan dengan Wanda, sepupu Noni sekaligus anak pemilik sebuah galeri terkenal di Jakarta. Hal itu membuat Kugy sakit hati, apalagi ketika melihat Keenan dan Wanda bersama. Kugy menutupi perasaannya dengan menjauhi Keenan, Noni, dan Eko. Dan Kugy tidak hadir di pesta ulang tahun Noni sehingga membuat Noni kecewa dan keduanya saling diam ketika bertemu Kugy memutuskan untuk menyelesaikan kuliahnya lebih cepat untuk melupakan semuanya. Keenan yang putus asa dengan sikap Wanda, memutuskan untuk pergi ke Bali, tinggal bersama Pak Wayan. Butuh waktu lama untuk Keenan melukis lagi, karena hanya dongeng-dongeng Kugy yang menjadi inspirasinya. Keenan akhirnya mencoba melukis lagi, karena adanya Luhde.
Kugy yang sudah selesai dengan kuliahnya menjalin hubungan dengan Remi, bosnya. Remi ternyata pengagum lukisan Keenan dan pembeli pertama lukisan Keenan. Kugy dan Keenan tak tahu bahwa Remi mengenal Keenan dan Remi pacar Kugy. Hingga akhirnya, hati mereka saling memilih. Luhde memutuskan meninggalkan Keenan, begitupula Remi dengan Kugy. Lalu secara tidak sengaja, Kugy dan Keenan saling bertemu dan hati Kugy berlabuh kembali pada Keenan, begitupula hati Keenan.
Perahu Kertas memiliki kesamaan tokoh perempuan yang cukup menarik untuk diungkap. Karena bermula dengan kesamaan tokoh tentang persahabatan, yang berujung pula pada percintaan yang terungkap dalam klimaks novel tersebut. Lalu penulis akan mengaitkan kedua novel tersebut dengan menggunakan pendekatan Feminisme. Sebelum masuk lebih jauh, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana sistem Feminisme dipakai untuk mengkaji sebuah novel. Feminis berasal dari kata ”Femme” (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial (Ratna(2004: 184) Tujuan feminis menurut (Ratna(2004: 184) adalah keseimbangan interelasi gender. Perbedaan jenis kelamin pada diri penyair, pembaca, unsur karya dan faktor luar itulah yang mempengaruhi situasi sistem komunikasi sastra. (Endraswara(2003: 14) mengungkapkan bahwa dalam menganalisis karya sastra dalam kajian feminisme yang difokuskan adalah: (1) kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam sastra, (2) ketertinggalan kaum perempuan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan aktivitas kemasyarakatan, (3) memperhatikan faktor pembaca sastra, bagaimana tanggapan pembaca terhadap emansipasi wanita dalam sastra..
Pertama penulis akan melihat bagaimana peranan perempuan yang berada dalam novel “Negeri Salju” karya Yasunari Kawabata. Bagaimana sebuah perempuan dapat mengambil alih aliran novel yang sejak awal dimainkan oleh peranan lelaki yaitu Shimamura yang sedang melakukan perjalanan ke negeri Tokyo, lalu melihat seorang perempuan yang bernama Komako. Komako adalah seorang geisha. Geisha pada masa itu adalah sebagai wanita penghibur. Tetapi shimamura bertemu dengan geisha yang berbeda dengan wanita yang lainnya, karena Komako berbeda dengan perempuan lainnya. Unsur yang diambil pada peranan untuk novel “Negeri Salju” adalah sebagai peranan Geisha. Sedangkan untuk Novel “Perahu Kertas” adalah seorang yang bernama Kugy. Dalam konteks Kugy yaitu tentang diawali dengan persahabatan dengan keenan. Membuka hati dengan Kugy menjemput Keenan di stasiun. Lalu cinta mereka bertemu. Tetapi keenan lebih memilih wanita lain. Sama seperti Negeri Salju yang tokoh utama Shimamura sudah memiliki Istri tetapi masih melihat wanita lain untuk menemaninya. Ini lah yang menjadikan satu aliran dan satu keselarasan pada garis besar cerita yang ada,
Selanjutnya penulis akan melihat bagaimana hubungan tokoh perempuan pada tokoh-tokoh yang lain. Pada novel “Negeri Salju”. Tokoh Komako adalah tokoh yang dapat mengambil hati Shimamura. Walaupun diceritakan bahwa Shimamura sudah memiliki seorang istri, tetapi tetap saja Ia memiliki hati lain dengan seorang geisha cantik. Semua berjalan mulus pada awal cerita. Tetapi mereka juga tidak dapat mempertahankan kisah cinta mereka yang terjalin diam-diam. Lalu mereka berpisah dan menjalin hubungan seperti sediakala. Lalu pada novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari mengangkat toko Kugy yang menjadi penyuka dalam novel ini. karena pada novel ini adalah konsep menyukai hanya pemilik para lelaki. Tidak dengan perempuan yang hanya menunggu lelaki mendekati, barulah dapat menjalin kasih. Tetapi memang Kugy mencintai Keenan. Tetapi berbanding terbalik, Keenan mencintai orang lain. Karena Kugy dianggapnya hanya sebagai seorang sahabat semata. Keenan yang bertemu dengan tokoh Wanda. Itulah yang menyebabkan bagaimana jalinan tokoh perempuan yang dapat mengambil alih peranan kedua novel ini. oleh karena itulah feminisme masuk dalam kedua novel ini terlebih pada peranan tokoh perempuan didalamnya.
Selanjutnya pada analisis perwatakan yang ada dalam kedua novel tersebut. analisis novel perwatakan ini menggunakan metode feminisme, yang menjadikan kesamaan antar dua tokoh yang ada dalam novel Negeri Salju dengan novel Perahu Kertas. Dalam novel Negeri salju, watak yang dimiliki oleh Komako adalah periang, pengembira, dan membuat nyaman hati lelaki. Terlebih pada shimamura. Lalu pada novel Perahu Kertas tokoh Kugy merupakan tokoh yang mempunyai ketenangan, sabar, dan setia. Pada kedua tokoh tersebut memanglah mempunyai kesamaan yang cukup identik dari sudut interinsik maupun ekstrinsik. Maka dari itu bukan hanya tema yang terdapat keselarasan tetapi pada setiap aspek. Hanya alur yang membedakan kedua novel tersebut.
Komentar
Posting Komentar