Kepahlawanan Tokoh Dalam Novel The Old Man And The Sea Dan Semua Ikan Di Langit
KEPAHLAWANAN TOKOH DALAM NOVEL THE OLD MAN AND THE SEA DAN SMUA IKAN DI LANGIT
Oleh : Annisa Fathiha
Tanpa sadar ketika selesai membaca sebuah buku, buku apa saja terlintas dipikiran “buku ini kayaknya mirip sama buku yang pernah saya baca,” atau “jalan ceritanya mirip, sifat tokohnya mirip,” dan kesamaan lainnya. Kalau disadari kembali kesamaan tersebut memang terjadi karena sebuah cerita atau teks terbangun dari teks-teks lainnya. Hal tersebut diungkapkan olen Julia Kristeva yang mengembangkan teori intertekstualitas Bakhtin yaitu dalam kaitan proses kreatif pengarang kehadiran sebuah teks merupakan hasil yang diperoleh dari teks-teks lain. Maka dari itu kesamaaan pada yang dirasakan pembaca terjadi karena memang teks atau cerita yang dibuat oleh pengarang terinspirasi dari teks yang sudah ada. Kesamaan tersebut tidak hanya terjadi pada suatu cerita atau teks yang segenre namun juga yang berbeda genre.
Pada cerita dengan genre realis dan surealis misalnya. Dapat pula terjadi kesamaan entah dari segi tokoh penokohna, alur cerita, tema cerita dan sebagainya. Namun kesamaan tersebut tidak menjadikan suatu karya langsung dapat dikatakan plagiat atau penjiplakan. Harus memalui beberapa proses untuk menilai sebuah karya adalah karya hasil penjiplakan. Tinggalkan penjiplakan mari kembali pada karya genre realisme dan surealisme. Salah satu karya dengan kedua genre tersebut dan memiliki kesamaan adalah The Old Man And The Sea dengan Semua Ikan di Langit. Selain berbeda genre kedua cerita tersebut juga lahir pada kurun waktu yang berbeda. The Old Man And The Sea merupakan karya Ernenst Hemingway yang terbit pada tahun 1951. di Amerika sedangkan Semua Ikan di Langit merupakan karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang terbit pada tahun 2016. di Indonesia. Kesamaan juga dapat dilihat dari sifat tokoh. Seperti pada kedua cerita tersebut memiliki kesamaan pada sifat tokoh.
The Old Man and The Sea menceritakan ulang tentang perjuangan kepahlawanan antara seorang lelaki nelayan tua yang berpengalaman dengan seekor ikan marlin raksasa yang disebut sebagai tangkapan terbesar dalam hidupnya. Cerita diawali dengan cerita bahwa nelayan yang bernama Santiago tersebut telah melewati 84 hari tanpa menangkap seekor ikan pun (kemudian disebutkan dalam cerita ternyata 87 hari). Dia tampaknya selalu tidak beruntung dalam menangkap ikan sehingga murid mudanya, Manolin dilarang oleh orangtuanya untuk berlayar dengan si lelaki tua dan diperintahkan untuk pergi dengan nelayan yang lebih berhasil. Maka di hari ke-85, Santiago berlayar sendirian, membawa perahu kecilnya jauh ke tengah teluk Meksiko. Di siang selanjutnya, seekor ikan besar yang dia yakin adalah seekor ikan marlin menggigit umpannya. Ikan marlin yang menggit umapn Santiago besarnya sama denga perahu Santiago. Dengan ukuran besar seperti itu Santiago berusaha melawan ikan marlin tersebut berhari-hari dengan kekuatan seadanya dan persediaan makan secukupnya.
Santiago tidak menyerah dan terus melawan, berusaha untuk bisa membawa pulang ikan marlin tersebut. Karena perlawanan ikan marlin tersebut yang gigih dan sulit untuk ditangkap maka Santiago sampai menganggap ikan marlin tersebut saudaranya serta menghormati ikan marlin tersebut. Dengan sekuat tenaga akhirnya ikan marlin tersebut berhasil ditaklukan. Menggunakan seluruh sisa tenaga yang masih dimilikinya untuk menarik sang ikan ke sisi perahunya dan menikam sang marlin dengan sebuah harpun , dengan demikian mengakhiri perjuangan panjang antara si lelaki tua dan sang ikan yang sangat kuat bertahan. Santiago mengikat bangkai sang marlin di sisi perahu kecilnya dan mulai berlayar pulang, berpikir tentang harga tinggi yang akan diberikan sang ikan di pasar ikan dan jumlah orang yang dapat menikmati hasil tangkapannya tersebut. Selama Santiago melanjutkan perjalanannya pulang ke tepi laut , ikan-ikan hiu mulai tertarik dengan jejak darah yang ditinggalkan sang marlin di air. Dengan sisa tenaga yang Santiago punya, Santiago melawan ikan-ikan hiu tersebut. Apa daya sisa kekuatannya tidak cukup untuk menang melawan ikan-ikan hiu dan usia yang lanjut membuatnya kalah. Ikan-ikan hiu tersebut berhasil memakan ikan marlin Santiago dan Santiago pulang hanya dengan tulang dari ikan marlin tangkapannya. Walau hanya pulang dengan tulnag ikan marlin orang-orang tetap takjub karena Santiago, nelayan tua berhasil menangkap ikan marlin besar seorang diri.
Sedangkan Semua Ikan Dilangit kisahnya di awali saat Saya, sebuah Bus Damri dalam kota mendapati dirinya punya trayek baru selain mengantar orang-orang di darat. Dia melakukan perjalanan penuh kisah bersama sesosok anak laki-laki yang bus dalam kota itu yang panggil sebagai Beliau . Lalu mereka menyelamatkan Nad , seekor kecoa yang terjebak di luar angkasa di tengah ruang penyiksaan dan mengajak Nad ikut dalam perjalan tersebut. Mereka melakukan perjalanan melintasi ruang dan waktu, mereka juga sama-sama hancur dan bersedih di satu waktu. Sudut pandang diceritakan secara sudut pandang orang pertama, oleh bus dalam kota berwarna biru yang bisa mengetahui kisah-kisah manusia lewat kaki-kaki manusia yang menginjak lantai besinya. Bus tersebut juga bukan bus biasa, bus tersebut memiliki perasaan sebagaimana perasaan manusia. Bus tersebut merupakan sebuah bus yang begitu menyukai pekerjaannya. Nad . Kecoa dari Rusia yang terjebak di ruang angkasa. Dia akan menceritakan segala pengetahuannya yang bijak dan kritis selama perjalanannya dengan bus dalam kota dan Beliau. Dia sosok kecoa yang cerdas dan banyak pengetahuan. Mungkin karena itu pula dia meragukan Beliau.
Beliau. Dia selalu melayang di dalam bus. Merupakan anak laki-laki yang memakai baju biru kebesaran. Beliau tidak pernah berbicara namun tindakannya mengatakan segala hal. Beliau bertubuh kurus, wajah pucat dengan mulut yangselalu terkatup. Melimiki kejaiban tak terduga, dikelilingi ikan julung-julung. Beliau merupakan main tokoh yang menjadi subjek tokoh 'saya' si bus. Beliau merupakan tokoh yang misterius namun dapat melakukan apa saja. Dari dalam beliau dapat keluar ikan julung-julung. Iakan julung-julung tersebut akan bereaksi sesuai dengan perintah Beliau. Bus tersebut awalnya berkendara di bumi tepatnya di Indonesia namun setelah 'beliau' menjadi penumpang atau dapat pula disebut sebagai pengemudi bus maka bus yang dengan sudut pandang 'saya' dapat mengarungi luar angkasa dengan bantuan beliau dan ikan julung-julung yang keluar dari tubuh beliau. Banyak terjadi hal-hal ajain yang dilakukan beliau serta makna kehidupan selama perjalanan. Dari keajaiban dan makna kehidupan, bus tersebut dan Nad belajar banyak hal sampai pada perjalanan selasai.
Dari ringkasan cerita kedua novel tersebut, keduanya menceritakan mengenai perjalanan. The Old Man and The Sea menceritakan perjalanan seorang lelaki tua di lautan sedangkan Semua Ikan di Langit menceritakan perjalanan sebuah Bus Damri dalam kota dengan dua penumpang spesialnya mengarungi ruang dan waktu. Selama perjalanan kedua cerita tersebut juga memiliki nilai-nilai kehidupan yang secara tersurat dan tersirat diungkapkan dalam cerita. Contohnya pada The Old Man and The Sea nilai lehidupan tentang lelaki tua yang begitu loyal terhadap pekerjaannya sebagai nelayan. Lelaki tua tersebut juga tidak menyerah diusianya yang sudah tua mampu menaklukan ikan marlin besar. Pada Semua Ikan di Langit nilai kehidupan yang dapat diambil yaitu Bus Damri yang begitu loyal terhadap pekerjaannya walaupun bus tersebut hampir dibuang karena sudah tua. Bus Damri tersebut bahkan tidak menolak untuk melakukan perjalanan bersama Beliau dan Nad mengarungi ruang dan waktu dan memperbolehkan beliau untuk mengendalikannya. Hal tersebut dilakukan Bus Damri tersebut karena ia begitu menyukai pekerjaannya.
Selain itu tokoh Santiago dan tokoh Beliau memiliki sifat kepahlawanan. Sifat kepahlawanan pada tokoh kedua cerita tersebut tidaklah dimaknani dengan kepahlawanan dalam arti yang sama. Secara umum dalam banyak cerita pahlawan dikenal dengan tokoh yang memberantas kejahatan, pandai berkelahi, memiliki tubuh yang kekar dan memiliki keasktian. Anggapan seperti itu memang tidak salah. Cerita kepahlawan yang membangun pola semacam itu sudah ada sejak dahulu, sejak cerita-cerita masih dilisankan. Sejak mitos-mitos tercipta, kisah pahlawan sudah gandrung dikalangan masyarakat. Pahlawan dalam cerita lama merupakan perwujudan hidup dari apa yang dicita-citakan rakyat sederhana (Kooiman dakam Baroroh dkk., 1982:30). Sedangkan menurut Joseph Campbell kisah pahlawan memiliki urutan atau formula yaitu pertama-tama pahlawan meninggalkan tempat aslinya duan manusia, lalu memasuki daerah yang penuh keajaiban yang serba super. Di daerah itu dia menjumpai berbagai kekuatan yang hebat yang harus dikuasai. Dengan pengalaman-pengalaman yang berharga itu dia kembali ke temapat asalnya dengan kemenangan yang meyakinkan untuk menolong rakyatnya. Pola demikian selalu ada dalam cerita pahlawan karya sastra pahlawan. Pola urutan tersebut banyak terdapat pada karya sastra tradisional.
Meurut Andrew Bernstein sosok pahlawan individu yang diangkat oleh nilai-nilai moral yang tinggi dan kemampuan superior dalam mencapai tujuannya. Sosok pahlawan dihargai karena ia melakukan perlawanan terhadap apapun yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakininya. Hal ini juga menunjukan bahwa konsep kepahlawanan memerlukan nilai-nilai konflik untuk keberadaannya. Berbagai macam penafsiran tentang pahlawan. Setiap orang pun berhak mendefinisikan pahlawan dalam pandangannya. Konsep pahlawan yang gagah, kuat, dan melawan musush tanpa sdar muali bergeser menjadi pahlawan bukan hanya tentang kekuatan, perbuatan yang menantang resiko kematian, tetapi adalah tentang membuat perbedaan positif dan meningkatkan kehidupan.
Kepahlawanan adalah suatu kekuatan keapada suatu dorongan hati terdalam dari karakter seseorang.
Konsep kepahlawanan dalam kedua novel tersebut tidak semata-mata konsep kepahlawanan secara umum yang mengenai kekuatan namun juga kekuatan hati, pikiran serta karakter tokoh tersebut. karakter tokoh Santiago dalam The Old Man And The Sea yang bekerja keras bahkan diusia tua dapat menjadi contoh untuk tokoh lain. Bagaimana Santiago seorang diri diusianya yang sudah tua berhasil menaklukan ikan marlin. Di lautan berhari-hari, ditarik kesan-kemari oleh ikan marlin dengan persediaan makan yang secukupnya. Melawan ikan-ikan hiu yang memakan ikan marlin tangkapannya. Walaupun ikan tersebut akhirnya habis dimakan oleh ikan hiu, Santiago berhasil membawa tulang belulang ikan yang menjadi bukti kehebatannya menangkap ikan marlin. Hal tersebut mungkin tidak seheroik cerita-cerita pahlawan tradisional seperti gatot kaca dan sebagainya namun tokoh Santiago berhasil menginspirasi Manolin, ank kecil yang mengikutinya melaut, karena sampai akkhir cerita Manolin tetap mengikuti Santiago bahkan membantu Santiago di rumah.
Selanjutnya tokoh Beliau dalam Semua Ikan di Langit. Tokoh Beliau merupakan tokoh misterius namun memiliki kekuatan ajaib. Walaupun mempunya kekuatan ajaib Beliau tidak pas dengan konsep kepahlawanan secara umum. Beliau tidak memiliki kekuatan fisik sama sekali. Kekauatan belaiu hanya tergantung pada kekuatan ajaib yang ia miliki, seperti mengularkan ikan julung-julung dari tubuhnya, melayang-layang di udara, dapat melukis di langit, mengeluarkan bintang-bintang dari dalam topinya, mengendalikan bus dalam kota, dan dapat melinyasi ruang dan waktu. Beliau merupakan pahlawan bagi semua tokoh dalam cerita tersebut. Beliau mengajak Bus Damri tersebut agar dapat tetap bekerja sebagai bus. Bus Damri tersebut dalam cerita hampir dibuang karena merupakan bus tua, namun belaiu mengajak bus tersebut dalam perjalanannya dan menjadikan bus tersebut etap bekerja dan berguna. Selanjutnya Nad, dalam cerita tersebut Nad merupakan kecoa luar angkasa yang menjadi percobaan Rusia. Nad begitu tersiksa menjadi kecoa percobaan bahkan anak-anak Nad juga menjadi korban. Dengan kekuatan ajaib Beliau, Nad dapat bebas dan ikut dalam perjalanan bersama Beliau dan Bus Damri. Selama perjalanan Beliau banyak menolong makhluk hidup, tidak hanya orang, binatang, bahkan pohon juga Belaiu tolong. Beliau menjadi sosok pahlawan bagi setiap tokoh lain dalam cerita Semua Ikan di Langit. Tindakan Beliau menolong tokoh lain dengan kekuatan ajaibnya dapat dogolongkan sebagai tindakan kepahlawanan.
Dari kedua tokoh tersebut dapat dilihat bahwa tindakan kepahlawanan tidak hanya tindakan membasmi kejahatan semata namun juga dapat menginspirasi dan menolong banyak orang juga termasuk tindakan kepahlawanan. Selain itu dua cerita yang berbeda genre dan masa juga dapat memiliki kesamaan baik jalan cerita ataupun sifat tokoh utama.
Daftar Pustaka
Zezsyazeoviennazabrizkie, Ziggy. 2017. Semua Ikan di Langit. Jakarta:Grasindo
Endaswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Bukupop
Pramudhaningrat, Yuni Kristianingsih. 2015. Lelaki Tua dan Laut. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Istanti. Kun Zachrun. 1991. “Unsur Kepahlawanan Hikayat Indraputra.” Jurnalugm.ac.id. No. 2
Deviayana, Susi. 2011.”Representasi Nilai Kepahlawanan Dalam Film”. Skripsi. Sarjana Sosial Universitas Sebelas Maret.
Komentar
Posting Komentar