Nilai Kesabaran dan Ketabahan Tokoh Utama dalam Novel The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway terjemahan Sapardi Djoko Damono dan Novel Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya karya Dewi Kharisma Michellia
Nilai Kesabaran dan Ketabahan Tokoh Utama dalam Novel The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway terjemahan Sapardi Djoko Damono dan Novel Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya karya Dewi Kharisma Michellia
oleh: A’lya Agustin
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNJ
Karya sastra sebenarnya memiliki tempat yang cukup penting di masyarakat. Sastra merupakan cerminan dari masyarakat tempatnya dilahirkan atau diciptakan. Pengarang karya sastra sering kali menyerap hal-hal disekitarnya dan kemudian disalurkan ke dalam karya sastra. Pengarang kemudian membentuk tokoh-tokoh di dalam karya sastra tersebut dengan sedemikian rupa untuk menyampaikan suatu nilai yang ingin disampaikannya. Tokoh-tokoh ini kemudian menjadi alat agar nilai-nilai tersebut akhirnya dapat disampaikan.
Nilai-nilai di dalam karya sastra bisa terdapat di pemikiran-pemikiran tokoh, perilaku tokoh, atau bahkan cara tokoh tersebut menjalani hidupnya di dalam cerita. Di dalam novel The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway dan novel Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya karya Dewi Kharisma Michellia, memiliki tokoh utama yang berperan penting menyampaikan nilai dari karya sastra keduanya.
Dalam novel The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway, tokoh utamanya ialah Santiago. Hal ini diketahui karena tokoh Santiago merupakan inti dari penceritaan novel tersebut. Santiago merupakan seorang nelayan yang dijuluki Salao. Salao berasal dari bahasa Spanyol Salado yang jika diartikan ke dalam bahasa Inggris menjadi Salty. Kata ini kemudian diakui memiliki arti nasib terburuk. Santiago tidak menangkap satupun ikan selama 84 hari. Novel yang akan digunakan ialah novel terjemahan Sapardi Djoko Damono (seterusnya akan ditulis novel 1).
Sedangkan dalam novel Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya karya Dewi Kharisma Michellia (seterusnya akan ditulis novel 2), tokoh utamanya ialah seorang wanita dengan usia kepala empat. Hal ini diketahui karena tokoh “Aku” tersebut merupakan inti dari penceritaan novel. “Aku” merupakan wanita metropolitan yang ditinggal menikah oleh seorang lelaki yang Ia kira akan menikah dengannya. “Aku” telah menunggu dan mencintai, lelaki tersebut, sepanjang hidupnya. “Aku” menolak laki-laki lain dan bahkan teman perempuannya, untuk mendekatinya secara serius karena menurutnya lelaki itulah yang akan menikah dengannya kelak. Namun kenyataan pahit datang setelah penantiannya yang panjang itu. Ia dikirimi undangan pernikahan lelaki yang dicintainya dengan perempuan lain. Penantian panjangnya pun menjadi sia-sia.
Baik novel 1 maupun novel 2, tokoh utamanya melakukan penantian yang panjang. Dari penantian kedua tokoh utama dapat disimpulkan bahwa kedua novel ini mengajarkan nilai kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. Berikut merupakan arti kata ketabahan dan kesabaran menurut KBBI daring.
- tabah2/ta·bah/ (adjektiva) tetap dan kuat hati (dalam menghadapi bahaya dan sebagainya); berani
- ketabahan/ke·ta·bah·an/ (nomina) perihal tabah; keadaan tabah; ketetapan hati; kekuatan hati
- sabar/sa·bar/ (adjektiva) 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu
- kesabaran/ke·sa·bar·an/ (nomina) ketenangan hati dalam menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar)
Nilai ketabahan dan kesabaran dari novel 1 ialah:
- Santiago tetap melaut walaupun selama 84 hari berturut-turut tidak mendapatkan ikan satu pun.
- Santiago tetap melaut walaupun Manolin sudah tidak menemaninya lagi.
- Santiago tidak marah ketika dihina oleh penduduk sekitar karena setiap hari pulang dengan tangan kosong.
- Santiago tetap melaut pada hari ke 85 dan pergi lebih jauh lagi dari hari-hari sebelumnya.
- Santiago terus memegang tali pancingnya selama dua hari dua malam hingga ikan marlin tangkapannya menyerah.
- Santiago terus menghalau hiu yang mendatangi perahunya untuk memakan ikan marlin tangkapannya.
- Santiago terus mempertahankan ikan marlin tangkapannya di samping perahunya.
- Santiago tetap membawa pulang sisa tulang dari ikan marlin tersebut meskipun tidak ada dagingnya yang tersisa.
Nilai kesabaran dan ketabahan dari novel 2 ialah:
- “Aku” terus menunggu dan mencintai lelaki impiannya meskipun lelaki itu telah berkencan dengan banyak wanita.
- “Aku” terus menunggu dan mencintai lelaki impiannya meskipun lelaki itu seperti sudah melupakan janji mereka dulu.
- “Aku” terus menunggu lelaki impiannya datang untuk meminta maaf atas perbuatannya dan meminta “Aku” untuk kepadanya.
- “Aku” hadir di pernikahan lelaki impiannya dengan wanita lain.
- “Aku” masih memikirkan lelaki impiannya dan banyak menceritakan tetang lelaki tersebut ke tokoh lain di dalam novel.
- “Aku” menuliskan banyak surat untuk lelaki impiannya hingga akhir hayatnnya.
- Surat-surat “Aku” dikirim oleh orang lain karena “Aku” bersikeras agar Ia menulis lebih banyak surat lagi dan jangan langsung mengirimnya dulu.
Dari deskripsi di atas, telah diketahui nilai-nilai ketabahan dan kesabaran kedua tokoh berdasarkan cara mereka menyikapi hidup. Santiago tidak menyerah dan melepaskan ikan tangkapannya meskipun Ia ditarik hingga jauh ke tengah laut. Dan tokoh “Aku” tidak berhenti menunggu dan mencinati lelaki impiannya meskipun sudah bertahun-tahun mereka tidak bertukar kabar dan bahkan idak bertemu.
Dari nilai ketabahan dan kesabaran dalam kedua tokoh, dapat kita ketahui bahwa kesabaran membuahkan hasil. Entah hasil tersebut baik ataupun buruk. Pada novel 1, kesabaran dan ketabahan Santiago berbuah manis. Santiago akhirnya mendapatkan ikan marlin yang menurutnya merupakan tangkapan terbesar sepanjang hidupnya. Walaupun akhirnya ikan tersebut habis dimakan hiu dan hanya menyisakah tulang, ekor, dan kepala ikan marlin itu saja. Namun bukti dari buah kesabarannya tersebut tetap ada.
Sedangkan pada novel 2, kesabara dan ketabahan tokoh “Aku” mencintai lelaki impiannya tersebut tidak berbuah manis. Bertahun-tahun penantiannya dibalas dengan sepucuk surat berisi undangan pernikahan dan juga paket berupa kebaya “murah” yang lelaki impiannya akan “Aku” kenakan ke resepsi pernikahan tersebut. “Aku” telah menyia-nyiakan umurnya untuk menunggu dan menunggu. Hingga akhirnya terlambat sudah untuk mencari pengganti lelaki impiannya tersebut.
Daftar Pustaka:
Michellia, Dewi Kharisma. 2013. Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Damono, Sapardi Djoko. 1973. Lelaki Tua dan Laut. Jakarta: Pustaka Jaya
Komentar
Posting Komentar