Makna yang terdapat pada Poster “Special Price 19.900” di dalam Kehidpuan: Kajian Semiotika
Makna
yang terdapat pada Poster “Special Price 19.900” di dalam Kehidupan:
Kajian Semiotika
Kajian Semiotika
Oleh
Elfa
Dhea Nada (2125151703)
3
SIS
Setiap
dari kita past memiliki ruang. Lebih dari itu, sebagai manusia, kita melihat
ruang sebagai kepanjangan diri. Bahkan, hewan pun secara nalurilah membatasi
ruang dengan caranya sendiri. Di dunia hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan
liar, ruang merupakan bagian upaya bertahan hidup. Manusia melihat raung yang
sama juga, yakni sesuatu yang batasnya sejauh perpanjangan dirinya. Apabila manusia
menggunakan ruang untuk keperluan, tujuan atau fungsi tertentu, maka ia
mengggunakan ruang sebagai tempat untuk itu. Manusia adalah makhluk yang sellau
mencari makna dari lingkungannya. Ruang merupakan lingkungan tepat manusia
berada.
Semiotik
melihat ruang sebagai tanda karena ruang dimaknai oleh manusia. Oleh karena
itu, ruang merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaannya. Dalam kehidupan
manusia, selain diberi makn, ruang juga diberi fungsi tertentu sehingga ruang
tersebut menjadi tempat (place) yang mernuhi fungsi tertentu. Oleh karena itu,
biasanya dalam sebuah kebudayan kita membedakan ruang publik, ruang private,
dan ruang suci (Danwsh dan Perron 1999: 194-198). Selain itu, manusia mengisi
ruang tidak haya dengan eksistesi dirinya saja, tetapi dengan banynan yang
ingin digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan perlindungan dan melakukan
berbagai kegiatan. Manusia juga mengatur ruang menjadi tempat bermukim atau
membuat jalan untuk perhubungan. Saat manusia memanfaatkan ruang untuk keperluan
tertentu, maka ruang menjadi tempat (place).
Manusia
memberikan makna terhdap ruang. Dalam kaitan ini, manusia sebenarnya berada dalam ruang
sebagai siatu struktrur fisik dan sekaligus struktur mental yang ditentukan
pengalaman dirinya dalam ruang fisik tertentu dan sejarah hidupnya. Struktur
mental, ata dalat kita katakan pemaknaan struktur ini yang mempengaruhi cara ia
bertindak dalam interaksi sosial. Dalam interaksi soial dibidang tertetu iu,
manusia menggunakan modl yang dimilikinga berdasarkan strategi tertentu, agar ia
dalat bertahan hidup. Oleh karena itu, kita dapat melihat ruang kacamata
semiotik, yakni ruang sebagai tanda yang bermakna bagi manusia (dan juga
hewan).
Di
Eropa, semiotik lahir kemudian pada zaman modern melalui karta Fwerdubabd de
Saussure (1916). Dalam salah satu bagian dari kuliahnya (dibukukan dan terbit
tahun 1916). De saussure nenyebutkan perlunga suatu ilmu yang mengkaji
kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat. Ilmu itu disebutnya “semiologi”.
Kita dapat menafsirkan bahwa ilmh tersebut (yag sekarang kita kenal dengan nama
semiotik) dapat juga digunakan untuk memahami kebudayaan suau masyarakat.
Bertolak dari teori de Saussure (1916) di atas,
Barthesmengajak kita memahmi berbagai gejala yang diambilnya dari kebudayanny
sendiri, yaitu Prancis. Ia menggambarkan pemahaman signifiant pada
signifie-nya sebagai suatu proses dua tahap. Karena signifiant adalah
ejala lain yang dicerap oleh (kognisi) manusia juga disebutnya expression (E)
(ekspresi, pengungkapan), dan signifie sebagai contenu (C) (isi
atau konsep).
De Saussure dan kemudian juga Barthes melihat tanda
sebagai suatu konsep diadik (dua komponen yang berbeda tetapi saling berkaitan
tetapi saling berkaitan) dan sebagai sebuah struktur (susunan dua kompenen yang
berkaitan satu sama lain dalam suatu bangun). Oleh karena itu, semiotik Barthes
disebut “semotik struktural”. Karena sebuah struktur adalah sesuatu yang
sifatnya abstrak (berasa dalam kognisi manusia), sifatnya tidak pragmatis
karena tidak bertolak dari sesuatu yang secara konkret dapat diindra. Ini
sesuai dengan konsep de Saussure tentang signifiant yang
disebutnya sebagai “citra akustik”.
Aliran lain dalam semiotik adalah yang
lahir dari pemikiran Charles Sanders Peirce. Ini adalah semiotik yang bukan
struktural. Inti pemikiran Peirce adalah bahwa jagat raya ( the universe) ini
terdiri atas tanda-tanda (signs). Ini merupakan pemandangan pansemiotik
tentang jagat raya kita. Manusia memaknai gejala alam, sosial, dan budaya
melalui suatu proses yang terjadi dalam kognisinya, yaitu Semiosis.
Peirce melihat tanda tidak sebagai suatu
struktur yang tergambar dalam kognisi, tetapi sebagai suatu proses semiosis,
yakni proses pemaknaan “tiga tahap” scara kognitif yang bertolak dari sesuatu
yang dapat diindra atau terpikir. Oleh karena itu, semiotik model Peirce
disebut juga sebagai. “Semiotik pragmatik”, karena bertolak dari wujud luar
tanda yang dapat diindra manusia (yan disebut representamen). Model
peirce adalah suatu model triadik karena melihat manusia memberikan makn pada
tanda melalui sebuah prods pemaknaan “tiga tahap” secara kognitif yang
disebutnya “semiosis”
·
Tahap 1 : pencerapan representamen (R), yaitu
“wujud luar” tanda yang berkaitan dengan indra manusia secara langsung (ini
seringkali disamakan dengan pengertian “tanda”).
·
Tahap 2 : perujukan “spontan” representamen pada
objek (O), yakni yang merupakan konsep yang dikenal oleh pemakai tanda dalam
kognisnya dan berkaitan dengan ( diwakili oleh) representamen tersebut.
·
Tahap 3 : penafsiran lanjut oleh pemakai tanda,
yang disebut interpretan (I) detelah representamen dikaitkan dengan
objek.
Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk menkaji sebuah poster yakni, poster The
Little Things She Need mengenai isi posternya “Special Price 19.900” menggunaka pendekatan semoitika. Namun,
sebelum masuk ke pembahasan. Peneliti akan membahas mengenai poster dan
konsumerime terlebih dahalu.
Poster
merupakan media penyampaian aspirasi dalam bentuk karya seni. Poster tidak
hanya sebagai media untuk menyampaikan informasi, tetapi juga mempengaruhi
khalayak dengan bentuk visual. Poster mengandung makna dari setiap bentuk
visual yang ditampilkan. Karya seni merupakan salah satu media penyampaian
pesan dan aspirasi yang unik. Sebagai salah satu bagian dari karya seni, poster
juga merupakan salah satu media penyampaian aspirasi dan isu sosial dalam
masyarakat, karena karya seni digunakan sebagai obyektivitas ungkapanseniman
kepada publik.
Penggunaan poster
yang tidak hanya sebagai media iklan dan promosi namun terkdang juga digunakan
sebagai media yang memiliki kecenderungan untuk memuat wacana, menyampaikan ketidak puasan atas kondisi
sosial, atau digunakan sebagai ungkapan perlawanan dan media propaganda. Salah satunya
mengenai “Special Price 19.900”
Sebuah media massa menyajikan berbagai produk tayangan yang kemudian
dikemas dengan sedemikian rupa dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Potret konsumerisme banyak
ditampilkan dalam berbagai media massa, baik itu melalui surat kabar/majalah,
iklan, televisi, buku, serta film.
Konsumerisme merupakan
suatu gaya hidup dimana seorang individu ingin terus menerus membelanjakan
uangnya, baik itu untuk memperoleh suatu barang maupun jasa. Hal ini akan
menjadikan manusia sebagai pecandu produk, sehingga akan terjadi ketergantungan
dan tidak dapat/susah dihilangkan. Pada masa yang semakin berkembang ini,
seseorang bahkan bisa membelanjakan sesuatu tanpa menggunakan uang dengan
adanya kartu kredit (credit card) yang bisa memacu pola hidup masyarakat
yang semakin konsumtif.
Konsumerisme sudah
menjadi suatu kebiasaan bagi pola hidup sebagian masyarakat di dunia. Gaya
hidup konsumtif sudah ada sejak awal peradaban manusia seperti masa-masa
kerajaan Mesir kuno, Babylonia kuno, dan jaman Romawi kuno. Pada dasarnya pola
hidup konsumtif ada dalam diri setiap manusia. Yang membedakan hanyalah kadar
konsumerisme pada setiap diri manusia yang berbeda-beda. Kadar konsumerisme seseorang
juga bisa dipengaruhi dari lingkungan tempat tinggal, lingkungan pergaulan, dan
lingkungan pekerjaan.
Terutama pada
seorang wanita. Potret poster yang menggirkan dan menarik perhatian para wanita
bisa menjadi sasaran. Hal ini dikarenkaan seorang wanita cenderung digambarkan
lebih konsumtif daripada seorang pria. Sebab, pada kenyataannya kebutuhan hidup
seorang wanita memang jauh lebih banyak dari seorang pria.
Konsumerisme
Konsumerisme
adalah sebuah gaya hidup yang berdasarkan pada keinginan seseorang untuk
membelanjakan uangnya untuk memperoleh sebuah barang atau jasa yang diinginkan
dan bahkan terkadang bisa dalam jumlah yang besar. Dalam bidang ekonomi,
konsumerisme bisa diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang menekankan pada
kegiatan konsumtif. “Konsumerisme” perlu dibedakan dari „konsumsi‟. Konsumsi
berkait pemakaian barang/jasa untuk hidup layak dalam konteks
sosio-ekonomis-kultural tertentu. Konsumsi menyangkut kelayakan survival (kemampuan
untuk bertahan hidup). Bagi banyak orang, konsumerisme seperti perburuan
prestasi. Dan, seperti yang diketahui, sentra baru gejala itu adalah munculnya
berbagai macam pusat perbelanjaan yang akan berdiri diatas penggusuran ruang
publik, lahan konservasi, dan wilayah hunian kaum miskin (Priyono, 2006).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memperlihatkan
serta menjelaskan mengenai
Makna yang terdapat pada Poster “Special Price 19.900” di dalam Kehidupan pada salah satu store The Little Things She Need.
Makna yang terdapat pada Poster “Special Price 19.900” di dalam Kehidupan pada salah satu store The Little Things She Need.
Semiotika
Charles Sanders Peirce

Representament/ground
Object
Peirce
memandang adanya relasi triadik dalam semiotik, yaitu antara representamen,object,
dan interpretant. Dengan demikian, semiosis adalah proses pemaknaan tanda
yang bermula dari persepsi atas dasar (ground; representamen) yang merujuk
pada objek, akhirnya terjadi proses interpretant.
Berdasarkan
objeknya, Peirce membagi tanda atas:
a. Icon
Ikon
adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan
bentuk alamiah.
Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek
atau acuan yang
bersifat kemiripan, misalnya, potret dan peta.
b. Indeks
Indeks
adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan
petanda yang
bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung
mengacu pada
kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya
api.
c. Symbol atau
tanda sebenarnya
Simbol
adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan
petandanya,
hubungan di antaranya bersifat arbiter, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian)
masyarakat.
Peirce
menjelaskan bahwa tipe-tipe tanda, seperti ikon, indeks, dan simbol memiliki
nuansa-nuasa
yang dapat dibedakan (Hawkes, 1978 Dalam Rusmana). Pada ikon terdapat
kesamaan yang
tinggi antara yang diajukan sebagai penanda dan yang diterima oleh pembaca
sebagai hasil
petandanya. Sebuah tanda bersifat ikonik apabila terdapat kemiripan
(resemblance)
antara tanda dan hal yang diwakilinya. Dalam indeks, terdapat hubungan antara
tanda sebagai penanda dan petanda yang yang memiliki hubungan eksistensial atau
memiliki sifat-sifat konkret, aktual, sekuensial, kausal, dan selalu
mengisyaratkan sesuatu. Simbol menampilkan hubungan antara penanda dan petanda
dalam sifat yang arbitrer. Penafsir dituntut untuk menemukan hubungan penandaan
secara kreatif dan dinamis. Tanda yang berubah menjadi simbolakan dibubuhi
sifat-sifat kultural, situasional, dan kondisional (Rusmana, 2014).
Hasil penelitian
tentang makna poster makna poster “Special Price 19.900”pada salah satu store The Little Things She Need. ini akandijelaskan dengan cara menemukan tanda
melalui bagian-bagian dari unsur poster yakni unsur visual (gambar) dan juga
unsur teks (tipografi). Bagian-bagian poster tersebut akan dianalisis untuk
mengetahui pemaknaannya dan juga bagaimana poster ini dijadikan sebagai media
propaganda. Untuk proses analisis tanda, potongan poster tersebut akan dilihat
dari sisi objek melalui aspek ikon, indeks, simbol, dan juga bagaimana
interpretasinya dalam bentuk sebuah makna.
![]() |
Hasil
analisis dari penggunaan tanda yaitu terdapat dua tanda yang dibagi sesuai
dengan unsur poster. Yang pertama adalah tanda dilihat dari unsur visual
(gambar) dan kedua tanda dari unsur teks (tipografi). Dari dua tanda tersebut,
terdapat 5 objek yang akan di analisis melalui aspek ikon, indeks, dan simbol.
Berdasarkan
tinjauan semiotik pada karya yang berjudul “Special Price 19.900” yaitu
ikon, indeks, dan simbol dapat terlihat, walaupun dari segi warna,
ilustrasi dan tipografi tidak terlihat secara keseluruhan. Analisis tanda pada
poster “Special Price 19.900”:
·
Ikon
Ikon
pada poster di atas terdapat 5 sepasang kaki manusia, 5 sepasang kaos kaki, dan
dua buah gambar yang berbeda yang menyerupai kembang api.
·
Indeks
Dalam
poster di atas tedapat beberapa indeks yang merujuk pada sebuah arti , yaitu:
Kaos
kaki yang terdaat di dalam poster menunjukkan barang itulah yang akan di jual
dengan mendaptkan harga spesial, terdapat tulisan “special price” menunjukkan
harga dijual lebih murah dari harga normal dan terdapat gambar kembang api menunjukkan perayaan karena
barang yang diposterkan sedang dijual dengan harga spesial
·
Simbol
Dalam
poster di atas terdapat simbol yang menunjukkan sebuah maksud, yaitu: terdapat
logo store The Little Things She Need dan terdapat angka
19.900.
Maka
Makna dari poster “Special Price 19.90” di
dalam kehidupan dengan tinjauan semiotika dapat dilihat dari aspek ikon,
indeks, dan simbol berdasarkan tanda yang didapatkan dari poster, yakni
terdapat 5 tanda. Dari gambar, teks, warna dan ukuran yang sudah dibagi kedalam
aspek ikon, indeks, dan simbol mengambarkan bahwa sesuatu hal besar yang
terjadi di indonesia atau bahkan di dunia yaitu mengenai konsumerisme, dimana industri-industri
di Indonesia atu bahkan di dunia, entah itu makanan, model pakain, alat
komunikasi, transportasi dan sebagainya membuat ketersediaan barang-barang
kebutuhan meningkat pesat. Terutama pada kemajuan teknologi yang mempromosikandari
yang terlihat secara teks dan secara bentuk penulisan dibuat smenarik mungkin
agar mampu membuat daya tarik yang melihat. Kemudian, pada poster di atas
mengandung makna juga bahwa masyrakat lebih suka belanja di mall daripada di
pasar hanya karena adanya iming-iming “special
price 19.900”. dan ini membuktikan bahwa budaya konsumerisme mementingkan benda
sebagai ukuran kesenangan dan kenikmatan akan menjerumuskan orang menjadi
generasi bertopengkan pepularitas untuk
mendapat pengakuan, dan memandang kehidupan secara sempit.
Sumber
Christomy,
Tomyy Dkk. 2004. Semiotika Budaya. Depok: Univeritas Indoensia
digilib.uinsby.ac.id/4415/9/Daftar%20pustaka.pdf
Komentar
Posting Komentar