RITUAL POTONG JARI SUKU DANI SEBAGAI SIMBOL KEHILANGAN ANGGOTA KELUARGA
Gradita Audika - 2125150606
Indonesia
merupakan Negara kepulauan dengan berbagai macam suku didalamnya, memiliki
budaya-budaya yang khas yang dapat menjadikan budaya tersebut sebagai identitas
yang melambangkan sebuah wilayah tertentu. Budaya-budaya yang khas antara suku
satu dengan suku yang lain tentunya sangat berbeda dari segi kebiasaan yang
dilakukan, karena perbedaan sejarah masa lampau, letak geografis, pengaruh
lingkungan, dan masih banyak lagi.
Dalam
suatu wilayah, identitas dapat berupa kebiasaan yang dilakukan secara
turun-temurun tanpa menggurangi nilai yang terkandung dalam kebiasaan budaya
tersebut. Misalnya, seperti ritual-ritual yang masih dilakukan hingga saat ini.
Ritual tersebut ada yang mengandung unsur klenik dan ada pula yang tidak
menggangung unsur klenik. Dalam membudayakan ritual-ritual yang ada, suatu
wilayah sangat menjunjung tinggi nilai kesakralan yang terdapat dalam
ritual-ritual, maka dari itu tidak sembarang waktu masyarakat menyelenggarakan
suatu ritual, harus adanya momentum yang dapat menghadirkan suatu ritual dalam
wilayah tertentu.
Secara
harfiah, ritual dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau perorangan dengan tata cara tertentu. Menurut ilmu sosiologi, arti ritual adalah aturan-aturan
tertentu yang digunakan dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan
yang mengingatkan manusia pada ajaran tersebut.
Berdasarkan
ilmu antropologi agama, ritual dapat
diartikan sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal, dilakukan
dalam waktu tertentu secara berkala, bukan sekedar sebagai rutinitas yang
bersifat teknis, melainkan menunjuk pada tindakan yang didasari oleh keyakinan
religius terhadap kekuasaan atau kekuatan-kekuatan mistis.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mengatakan arti
ritual adalah hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan. Upacara ritual atau ceremony
adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang
berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang
biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Wellek
dan Warren dalam bukunya yang berjudul Teori
Kesusastraan mengungkapkan bahwa mitos dan ritual memiliki hubungan. Mitos adalah
bagian dari ritual yang diucapkan cerita yang diperagakan oleh ritual. Dalam
suatu masyarakat ritual dilakukan oleh pemuka-pemuka agama untuk menghindari
bahaya atau mendatangkan keselamatan. Ritual adalah acara yang selalu dan setiap
kali diperlukan, misalnya kaitannya dengan panen, kesuburan, pernikahan,
penyambutan hari besar keagamaan, persembahan untuk mengungkapkan rasa sukur
kepada alam, iasiasi anak muda ke dalam kebudayaan masyarakat dan upacara
kematian.
Dalam tulisan kali ini, saya akan memilih objek kajian ritual potong jari
yang dilakukan oleh masyarakat suku Dani, Papua Jaya. Suku Dani meruapakan salah
satu dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia yang
terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah Pegunungan Tengah, Papua, Indonesia
dan mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya serta sebagian kabupaten Puncak
Jaya. Suku
Dani, Papua Jaya memiliki ritual budaya yang
terbilang sangat unik yaitu ritual potong jari yang diwajibkan oleh seluruh anggota
masyarakatnya. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, tak
hanya dengan menangis sebagai ekspresi kesedihan, namun masyarakat suku
Dani juga memotong satu jarinya.
Saya
tertarik dan akan membahas ritual Potong Jari suku Dani dengan melihat simbol-simbol
yang terkait dalam ritual Potong Jari yang dibudayakan oleh masyarakat suku
Dani di Papua Jaya dan saya akan kaitkan dengan teori yang telah dikemukakan
oleh seorang filsuf dan ahli logika Charles Sanders Pierce atau yang sering
disebut teori Pierce. Charles Sanders Pierce (dalam Littlejohn, 1996:64)
mendefinisikan semiotik sebagai a
relationship amog a sign, an object, and a meaning yaitu suatu hubungan di
antara tanda, objek, dan makna.
Setiap
budaya di dunia memiliki cara pandang khusus terhadap realitas kematian.
Implikasi dari betapa pentingnya realitas tersebut, sehingga tidak sedikit yang
begitu memperlakukannya dengan cara-cara yang istimewa. Butuh waktu lama untuk
mengembalikan kembali perasaan sakit akibat kehilangan. Masyarakat suku Dani,
Papua Jaya menyimbolkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota
keluarga yang meninggal dengan memotong jari. Apabila ada anggota keluarga atau
kerabat dekat yang meninggal dunia seperti suami, istri, ayah, ibu, anak dan
adik, masyarakat suku Dani diwajibkan memotong jari mereka. Pemotongan
jari ini melambangkan kepedihan dan sakitnya
bila kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Ungkapan yang begitu mendalam,
bahkan harus kehilangan anggota tubuh.
Ritual
potong jari suku Dani itu sendiri dilakukan dengan berbagai banyak cara, mulai
dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau parang. Ada juga yang
melakukannya dengan menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan
seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati
kemudian baru dilakukan pemotongan jari.
Dalam
pengertian kebudaayaan yaitu sebuah
sistem tanda, dimana kebudayaan memiliki beberapa peranan yaitu pemahaman, cara perhubungan, dan cara penciptaan. Dalam ritual
yang dibudayakan suku Dani, secara semiotika memiliki tanda yaitu “Wene Opakima dapulik welaikarek mekehasik” atau pedoman dasar
hidup bersama dalam satu keluarga, satu
marga, satu honai (rumah), satu suku satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah
asal-muasal, dan sebagainya. Kebersamaan sangatlah penting bagi
masyarakat pegunungan tengah Papua. Kesedihan mendalam dan luka hati orang yang
ditinggal mati anggota keluarga, baru akan sembuh jika luka di jari sudah
sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Karena itulah masyarakat suku Dani, Papua
Jaya memotong jari mereka sebagai simbol saat ada anggota keluarga yang
meninggal dunia.
Teori
Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu
yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan
tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaanya oleh mereka yang
mempergunakannya (dalam Van Zoest, 1996). Teori Pierce menganut konsep
trikotomi (dialektika), konsep ini terbagi menjadi 3, yaitu representament
sebagai tanda, interpretament sebagai ide, dan objek sebagai acuan yang bisa
berupa representasi mental ataupun sesuatu yang nyata. Dalam trikotomi tersebut
masih lagi dibagi 3, yaitu trikotomi pertama terdapat qualisign, sinisign, dan legisign,
dalam trikotomi kedua terdapat ikon, indeks, dan simbol, serta dalam trikotomi
ketiga tedapat rhema, decisign, dan
argument.
Dalam
hal ini, saya menggunakan konsep trikotomi kedua dengan fokus simbol. Simbol itu
sendiri merupakan suatu tanda, dimana hubungan tanda dan denotasinya ditentukan
oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau dtentukan oleh suatu kesepakatan
bersama (konvensi). Ritual potong Jari yang dilakukan oleh masyarakat suku Dani
tersebut dapat dikatakan sebuah simbol, yaitu simbol kehilangan anggota
keluarga, dimana simbol tersebut berlaku secara umum dan disepakati
bersama-sama. Hal itu pula masyarakat suku Dani beranggapan bahwa memotong jari adalah simbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang
kehilangan anggota keluarganya. Pemotongan jari juga dapat diartikan sebagai
upaya untuk mencegah ‘terulang kembali’ malapetaka yang telah merenggut nyawa
seseorang di dalam keluarga yg berduka. Kemudian dapat dikatakan bahwa tradisi ini juga sebagai simbol kerukunan, kesatuan dan kekuatan dalam diri manusia
maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam
penamaan jari yang ada di tangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan
keluarga, yaitu ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbedaan setiap bentuk
dan panjang jari memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk
meringankan semua beban pekerjaan manusia. Jari saling bekerjasama membangun
sebuah kekuatan sehingga tangan kita bisa berfungsi dengan sempurna. Kehilangan
salah satu ruasnya saja, bisa mengakibatkan tidak maksimalnya tangan kita
bekerja. Jadi jika salah satu bagiannya menghilang, maka hilanglah komponen kebersamaan
dan berkuranglah kekuatan.
Dengan
demikian ritual Potong Jari yang dilakukan dan menjadi kesepakatan masyarakat
suku Dani, Papua Jaya merupakan sebuah simbol, simbol daripada kehilangan
anggota keluarga, dimana pemotongan jari tersebut juga dapat diartikan sebagai
upaya pencegahan agar musibah yang dialami yaitu kehilangan anggota keluarga
tidak terulang kembali. Selain itu jari yang merupakan sebuah objek dari ritual
tersebut menjadi simbol adanya kerjasama antarkeluarga demi membangun sebuah
kekuatan, jika satu ruas jari tersebut hilang, maka dapat mengakibatkan ketidak
maksimalnya pekerjaan yang dilakukan hingga hilanglah komponen kebersamaan
serta kekuatan yang dimiliki.
Daftar Pustaka
KBBI. KBBI
Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2018, pukul 20.15 WIB.
LittleJhon, Stephen. W. 1996. Theories of Human Communication. Washington:
Wadswhorth Publishing Company.
Van
Zoest, Aart. 1996. Serba-serbi Semiotika,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wellek, Rene, dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia.
Komentar
Posting Komentar