DESKRIPSI WARNA PADA IKON LAYANAN ON-DEMAND GO-RIDE, GO-CAR, GO-FOOD PADA APLIKASI GO-JEK


Destriyadi
2125152872

Seringkali dalam setiap melakukan aktivitas sehari-hari setiap golongan seperti ibu rumah tangga, pegawai negeri, anak sekolahan, mahasiswa, pengunjung, dan lain sebagainya membutuhkan sarana penunjang untuk melancarkan kegiatan masing-masing. Seperti pada ibu rumah tangga yang anggap saja tidak bisa mengendarai kendaraan roda dua tentu membutuhkan orang yang mau mengantarkannya ke pasar untuk berbelanja, tentu ia harus menggunakan jasa antar-jemput. Pegawai negeri misalkan di daerah Jakarta yang membutuhkan kendaraan yang lebih khusus ketimbang kendaraan umum yang harus berdempet-dempetan dengan pengguna lainnya dan jarak tempuh yang lama. Seperti anak sekolahan yang membutuhkan kendaraan di saat kedua orang tuanya tidak bisa mengantarkan ke sekolah agar tidak terlamat, begitu pula mahasiswa yang harus pergi ke kampusnya untuk mengikuti perkuliahan. Dan, para pengunjung dari luar kota yang datang ke suatu tempat wisata tentu membutuhkan kendaraan untuk menyinggahi destinasi wisata tersebut. Tentu pilihan seperti taksi, bajaj, ojek sudah menjadi bagian dari transportasi umum yang konvensional dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di kota Jakarta.
Beberapa keluhan pasti terjadi di antara masyarakat atau bisa disebut sebagai pengguna transportasi umum. Misalkan transportasi umum seperti bajaj. Bajaj akan tersedia di beberapa titik keramaian untuk mencari penumpang, dengan kendaraan yang memuat paling banyak 4 orang itu pun sudah perhimpit-himpitan di tambah lagi dengan barang-barang belanjaan. Tarif yang dipasang untuk perjalanan yang tidak begitu jauh bahkan mungkin cenderung dekat bisa sampai duapuluh ribu rupiah. Tawar-menawar yang terjadi seringkali alot dan tak ada yang mau mengalah. Bajaj membutuhkan penumpang untuk penghasilan sehari-hari setelah seharian masih sedikit pendapatan terlebih juga harus menyetor hasil kerja perhariannya. Penumpang tentu ingin mendapatkan harga paling rendah dengan cara dimurahkan. Tawar-menawar seperti ini yang harus diterima oleh salah satu pihak. Keadaan ini seringkali membuat bajaj mengalah karena penumpang lain belum tentu akan datang cepat dan bisa saja bajaj lain dengan harga lebih murah. Ada implikasi ketegaan penumpang kepada bajaj, namun tawar-menawar ini sudah menjadi hal yang biasa. Bodi bajaj yang beroda tiga tersebut memberikan kesan suara yang berisik. Bajaj juga tidak di semua tempat dapat di temui, hanya di tempat-tempat keramaian tidak sampai pada jalanan kecil. Hal ini membuat pengunjung harus mencari-cari terlebih dahulu.
Taksi bisa dikatakan sebagai jasa transportasi yang memiliki kelas menengah ke atas. Fasilitas yang disediakan seperti penyejuk ruangan, tidak bisa ditumpangi oleh penumpang lain, barang bawaan yang sudah disediakan tempatnya, pelayanan yang lebih baik. Namun permasalahan dengan harga tidak bisa tawar-menawar seperti halnya dengan bajaj. Biasanya taksi digunakan untuk perjalanan yang lumayan jauh, jika menggunakan taksi untuk jarak yang dekat tentu malah lebih mahal daripada bajaj. Tarif sesuai dengan jarak perjalanan yang ditempuh, dalam artian semakin jauh jaraknya maka semakin mahal tarif yang akan dibayar oleh penumpang. Seperti bajaj, taksi akan tersedia di tempat-tempat yang ramai tepatnya di pinggir jalan. Biasanya seperti taksi bandara sudah ditentukan tarif untuk tujuan-tujuan tertentu. Namun, sebagai penumpang harus siap-siap menerima kenyataan jikalau taksi yang sedang ditumpangi berada di jalur atau jam-jam macet. Taksi tidak dapat menyalip seperti bajaj yang memiliki bodi yang cukup ramping. Taksi sama seperti mobil pribadi lainnya harus mencari ruang jalan yang cukup untuk dapat menerobos macet. Terlebih di Jakarta. Dalam kemacetan pun tarif yang selalu terpampang di dekat supir taksi terus berjalan, selama penumpang belum turun maka argo pun akan tetap berjalan. Taksi Bluebird, taksiran saya menjadi taksi yang sering digunakan oleh masyarakat umum. Terlebih karena pelayanan yang diberikan bagus dan keramahan para supir taksi, terlihat lebih rapi dengan seragam yang menjadi ciri khas Bluebird berwarna biru itu. Identitas yang selalu tersedia di dalam mobil pun meyakinkan dan keamanan bisa terjamin.  
Jasa transportasi lain yang tersedia adalah Transjakarta. Jasa transportasi ini mengantarkan penumpang ke beberapa pemberhentian terdekat dari tempat tujuan. Jalur-jalur yang ada memiliki warna-warna sendiri sebagai pembeda dengan jalur lainnya dan ditandai pula dengan angka, kombinasi huruf dan angka. Bus Transjakarta memiliki cara yang berbeda dengan taksi maupun bajaj, yang mana untuk dapat menaiki bus Transjakarta harus memiliki kartu Transjakarta yang dapat di beli di setiap halte pemberhentian Transjakarta. Harga satu kartu isi ulang ini seharga empatpuluh ribu rupiah dengan rincian duapuluh untuk harga kartu dan dua puluh ribu rupiah sebagai saldo dalam kartu. Untuk satu kali masuk akan dikenakan biaya tigaribu lima ratus ribu rupiah dan sudah bisa menaiki bus sesuai dengan tujuan. Pelayanan yang terpusat seperti ini menyuruh pengguna untuk mendatangi dan tidak bisa dijemput. Artian pengguna harus mencari halte terdekat. Beberapa jalur mengalami kepadatan antrian tunggu dan di dalam bus pun harus berebut untuk tempat duduk karena ketersediaan tempat duduk terbatas. Jika pada waktu-waktu tertentu seperti jam pergi-pulang kantor tentu jasa transportasi Transjakarta ini menjadi banyak pilihan para pekerja, jadinya tingkat kemandirian dan intuisi dituntut tinggi pada pengguna. Resiko yang akan diterima jika tidak tepat kedatangan bus Transjakarta dengan pengguna adalah pengguna harus menunggu bus selanjutnya sekian menit dan berdesak-desakan. Waktu tempuh yang relatif sedang menjadi salah satu kendala. Akan kesulitan bagi pengguna yang jauh dari halte pemberhentian Transjakarta, sehingga membuat pengguna berpikir berkali-kali. Waktu tiba Transjakarta pun belum tentu sama dengan bus  yang sebelumnya, apalagi bila halte pemberhentian yang melayani sekian banyak koridor. Makanan dan minuman tidak boleh dibawa ke dalam bus Transjakarta, dikarenakan sterilisasi yang terjamin begitu pula kenyamanan pengguna diutamakan.  
Beberapa jasa transportasi umum yang tersedia di ruang publik ibukota, ojek merupakan jasa yang lebih praktis. Jika dari sisi kemacetan, seberapa macet pun itu, ojek memiliki kemampuan yang lihai untuk menembus celah-celah kecil di antara mobil pribadi, truk, taksi, bajaj dan kendaraan lainnya. Ojek yang berpangkalan di setiap keramaian akan menawari setiap orang yang lewat. Ojek lebih dipilih oleh setiap kalangan sebagai alternatif. Kalangan atas dan kalangan bawah memilih menggunakan ojek karena lebih praktis dari yang lain termasuk dengan harga tentunya. Walaupun harga yang sudah tawar-menawar memiliki pakemnya sendiri. stasiun kereta, tempat perbelanjaan, pasar, dan celah-celah kecil yang mampu dijangkau oleh ojek menjadi ladang yang besar bagi ojek. Namun untuk menemui pangkalan ojek masih memerlukan pencarian ke tempat-tempat tertentu, belum lagi dengan harga yang cukup membilas dompet.
Banyaknya jasa transportasi yang ditawarkan selalu dipermasalahkan tentang kepraktisan komunikasi antara pengguna dan pemilik jasa. Hal yang menjadi kesepakatan seperti harga atau tarif juga perlu pertimbangan yang panjang. Efesiensi waktu tidak dapat dipungkiri juga menjadi patokan kendaraan yang digunakan. Jika menggunakan bajaj tentu penawaran harga yang cukup lama, taksi memang memberikan pelayan kelas menengah ke atas namun harga tidak bisa ditawar dan menerima risiko seperti mobil lainnya jika bertemu kemacetan di jalanan umum, Transjakarta juga memberikan harga yang sama rata untuk semua tujuan namun waktu yang ditempuh lumayan lama yang ditentukan dari halte pemberhentian juga dalam satu bus Transjakarta harus beramai-ramai.
Pada tahun 2011, berdiri perusahaan transportasi online yang sampai saat ini banyak dibicarakan yaitu Gojek. PT. Gojek Indonesia merupakansebuah perusahaan swasta penyedia jasa berbasis teknologi yang bermitra dengan pengendara ojek di beberapa kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali dan Surabaya (GOJEK, 2015). Sistem manajemen dan operasional Gojek adalah dengan memadukan teknologi modern startup. Setiap driver Gojek menggunakan handphone Android dengan aplikasi dan GPS yang selalu aktif, ketika pelanggan memesan jasa melalui aplikasi Gojek, dalam posisi radius 3 km, panggilan tersebut akan menggetarkan handphone driver yang tersambung sampai pada akhirnya pemesanan tersebut dipenuhi.
Dewasa ini kemudahan yang ditawarkan oleh PT. Gojek Indonesia dalam memenuhi kebutuhan transportasi memberikan dampak yang signifikan di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa efek positif yang diberikan Gojek pada masyarakat adalah biaya transportasi yang cenderung hemat, efisiensi waktu perjalanan, pemesanan yang mudah dan praktis, keamanan yang terjaga saat menjadi penumpang, dan mendapat pelayanan yang sopan. Efek positif tersebut sangat diapresiasi oleh masyarakat, bahkan dalam kesempatan saat di wawancara oleh stasiun televisi, Presiden Republik Indonesia mendukung Gojek untuk beroperasi dan memberikan manfaat bagi pengguna aplikasi tersebut (Fazri, 2015).

           Selain dengan harga yang sangat terjangkau dan pemesanan yang mudah, PT. Gojek Indonesia juga memberikan layanan lain selain Go-Ride (jasa antar penumpang), yaitu Go-Send (jasa antar barang), Go-Food (jasa pemesanan-pengiriman makanan), Go-Mart (jasa pembelian barang yang dibutuhkan konsumen), Go-Box (jasa pemesanan mobil pick-up untuk membawa banyak barang), Go-Clean (jasa pembersihan rumah), Go-Glam (jasa kecantikan), dan Go-Massage (jasa pemijatan). Layanan yang ditawarkan oleh PT. Gojek Indonesia diminati oleh banyak masyarakat, hal tersebut dibuktikan dengan jumlah pengunduh aplikasi Gojek yang sudah mencapai 5,5 juta app download,dan pihak Gojek memiliki target pada tahun 2016 aplikasi Gojek diunduh sebanyak sepuluh juta kali (Sawitri, 2015).  

Dengan berbagai layanan yang sudah disediakan, Gojek memiliki layanan unggulan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain Go-Ride, layanan yang sangat menarik minat dan memuaskan masyarakat adalah Go-Send. Hal ini karena  kedua layanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari untuk diantar sampai tujuan tanpa harus merasa lelah membawa kendaraan sendiri dan juga kebutuhan untuk mengirim atau menerima barang dalam waktu yang relatif cepat tanpa harus menunggu beberapa hari jika menggunakan jasa pengiriman lainnya (Sawitri, 2015). Menanggapi minat dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan  Gojek yang begitu banyak, maka pihak Gojek mempersiapkan driver yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan cara merekrut driver baru, baik yang bekerja secara full time maupun sampingan. Humas PT. Gojek Indonesia mengatakan bahwa jumlah driver Gojek sampai bulan Juli 2015 adalah sebanyak 12 ribu orang dan terus bertambah sekitar 200 orang setiap harinya (Siswanto, 2015). Pada akhir bulan Oktober 2015, driver Gojek sudah mencapai angka 200 ribu orang dengan 100 ribu diantaranya beroperasi di Jakarta (Fauzi, 2015). Kesuksesan Gojek kini telah menarik perhatian beberapa pengusaha untuk turut serta terjun di dunia bisnis yang sama. Sampai pada tanggal 18 September 2015 terdapat 6 ojek online yang siap bersaing dengan Gojek, diantaranya adalah GrabBike, SmartJek, BangJek, Taksi Jeger, Ojesy dan BluJek (Winarta, 2015). Berkaitan dengan hal tersebut peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 20 Maret 2016 bahwa di Playstore ditemukan beberapa aplikasi yang serupa dengan Gojek, yaitu GrabBike, SmartJek, BangJek, Taksi Jeger, Ojesy, BluJek, Uber, Ladyjek dan My Blue Bird. Meski semakin banyak pesaing bisnis Gojek, sampai saat ini Gojek merupakan bisnis ojek online yang terpopuler, hal ini disebabkan  karena kemunculan Gojek yang lebih dulu dikenal masyarakat  (Fauzi, 2015).

Ikon dalam layanan On-Demand Go-Ride, Go-Car, Go-Food Pada Aplikasi Go-Jek
Ikon adalah bagian dari kajian semiotika atau ilmu yang mempelajari tentang tanda. Ikon hanya pola yang menampilkan kembali objek yang sebenarnya, duplikat yang menyerupai barang atau benda yang dimaksud. Bisa juga ikon menampilkan satu bagian yang mencirikan barang secara keseluruhan. Misalkan ikon kota padang adalah dengan rumah adatnya, Kota Palembang dengan Jembatan Amperanya.

Pada aplikasi Gojek menawarkan beberapa fitur, namun cukup dalam hal ini kita membicarakan tiga fitur layanan on-demand yang ada pada aplikasi Gojek yaitu Go-Ride, Go-Car, dan Go-Food. Ketiga layanan ini sangat sering digunakan oleh konsumen. Hal lain yang menarik perhatian adalah dari warna-warna setiap fitur yang digunakan selain cara penggunaan yang mudah. Namun kita hanya akan fokus membicarakan ketiga fitur layanan on-demand yang telah saya sebutkan.
Go-Ride



Go-Ride adalah layanan yang digunakan untuk antar-jemput penumpang dengan alamat tujuan dan jemput yang telah ditentukan begitu juga harga yang sudah terverifikasi. Pada ikon Go-Ride, gambar yang digunakan sebagai ciri Go-Ride itu sendiri adalah seperti berikut:
pada gambar tersebut, kendaraan roda dua yang dinaiki oleh dua orang dengan latar berwarna oranye. Gambar yang sudah jelas mengartikan layanan antar-jemput dengan menggunakan kendaraan roda dua. Warna oranye memberikan kesan yang hangat dan bersemangat serta juga dapat mengartikan petualangan, optimisme, kepercayaan diri dan kemampuan dalam bersosialisasi. Jika dikaitkan dengan Gojek itu sendiri, warna oranye mengartikan bahwa Gojek yang melayani pelanggan dengan hangat dan mengantarkan dengan penuh semangat. Begitu pula Gojek mampu bersosialisasi dengan pelanggan yang baru maupun dengan sesama Gojek. Warna oranye juga mengartikan jiwa petualangan, masuk dalam Gojek yang akan mengantarkan kemana pun pelanggan hingga kemampuan dari gojek itu sendiri.
Gambar yang dipilih mengartikan kendaraan roda dua yang digunakan dan menggambarkan secara aslinya, helm ganda yang dapat ditemukan dalam gambar tersebut mengartikan keamaan yang terjamin untuk pelanggan Gojek terhinar dari kecelakaan dan mematuhi aturan rambu-rambu lalu lintas.
  
Go-Car

Go-Car merupakan layanan yang ada di dalam aplikasi Go-jek sebagai jasa transportasi untuk penumpang yang lebih dari dua orang. Mobil yang digunakan bisa mobil pribadi milik pengemudi itu sendiri. Pada gambar tersebut kita dapat mengartikan bahwa mobil yang digunakan adalah mobil yang konvensional, ber-ac, keamaan terjamin, eksklusif dan lain sebagainya. Warna yang digunakan adalah warna biru sebagai efek yang menenangkan. Biru juga mengartikan kesan yang profesional dan kepercayaan. Kalau dikaitkan dengan Gojek, warna biru memberikan makna bahwa Gojek selalu bekerja secara profesional dalam menghadapi pelanggan dan melayani pelanggan. Gojek pula memberikan kepercayaan kepada pelanggan sampai pada tujuan baik itu barang maupun pelanggan itu sendiri. Gojek pula memberikan kepercayaan atas pelayanan yang berkualitas dan kredibilitas Gojek itu sendiri.

Go-Food
 

Layanan Go-Food jika dilihat dari namanya merupakan layanan yang ditawari kepada pelanggan jika ingin memesan makanan di suatu tempat, tentu akan diantarkan oleh Gojek. Lambang pada ikon ini adalah sendok dan garpu. Makanan tentu akan terkait dengan bantuan sendok dan garpu, alat bantu makan ini juga menjadi gambaran pada restoran atau rumah makan yang sudah konvensional. Gojek menggunakan ini sebagai arti bahwa fitur ini khusus pada makanan atau barang pangan. Garpu dan sendok adalah bagian dari keseluruhan dalam ritual makan-memakan. Tentu ini sudah jelas sekali. merah kebiruan gelap. Warna ini menonjolkan pengendalian diri dan kesan bijaksana dalam bertindak dan terpercaya. Jika dikaitkan dengan Gojek, maka warna ini menggambarkan kesan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan antara sesama pengguna Gojek. Warna ini juga mengartikan kalau Gojek merupakan jasa transportasi yang mampu mengendalikan diri dari setiap keadaan yang dijalani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMIOTIKA MAKNA PADA LIRIK LAGU MANUSIA KUAT – TULUS

Ikon, Indeks, dan Simbol Dalam Lambang Centang: Kajian Semiotika