SEMIOTIKA MAKNA PADA LIRIK LAGU MANUSIA KUAT – TULUS
Rizqiana Lestari
Sastra Indonesia
FBS UNJ
Sastra
adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan
bahasa,
keaslian gagasan, dan kedalaman pesan. Sastra adalah intuisi sosial yang
menggunakan medium bahasa. Karya sastra sebagai hasil kreasi pengarang. Genre
sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu sastra
imajinatif dan nonimajinatif. Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri
atas karya-karya yang berbentuk esai, kritik, biografi, otobiografi, dan
sejarah. Yang termasuk sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi (cerpen,
novelet, novel, dan roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi
dramatik), dan drama (drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama
tragikomedi).
Lirik lagu termasuk dalam genre
sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan
pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (KBBI, 20013:678). Lirik sama dengan
puisi tetapi disajikan dengan nyanyian yang termasuk dalam genre sastra
imajinatif. Setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan
kepada masyarakat sebagai pendengarnya. Lagu berisi barisan kata-kata yang
dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik oleh komposer dan
dibawakan dengan suara indah penyanyi. Penelitian ini menganalisis lirik lagu
Manusia Kuat – Tulus karena memiliki kemenarikan dalam liriknya yang didalamnya
meiliki pesan moral yang dapat dipelajari bagi yang mendengarkan atau membaca
lirik tersebut. Dan di lagu ini sangat bisa membakar semangat para pendengar
atau pembaca lirik lagu tersebut.
Diantara
lagu-lagu Tulus yang lain pada album Monokrom ini lagu Manusia Kuat sangat
berbeda karena lagu-lagu yang diciptakan Tulus pada album Monokrom ini
kebanyakan mengusung tema percintaan namun lagu Manusia Kuat mengusung tema
motivasi agar pendengar atau pembaca lirik lagu ini terbakar semangatnya. Dalam
penelitian ini akan diteliti mengenai makna yang terdapat dalam lirik lagu Manusia Kuat ditinjau
dari pendekatan
semiotika.
Metode
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun pengertian dari metode
deskriptif itu adalah metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
merumuskan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif peneliti berusaha
mendeskripsikan makna lirik
lagu Manusia Kuat – Tulus.Pada penelitian
ini, menggunakan metode semiotika yaitu metode yang menganalisis tentang tanda.
Metode semiotika yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika dari
pemikiran Saussure. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia
dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier (penanda)
dan signified (petanda).Dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang
diinginkan lebih akurat. Teknik pendukung dalam pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah :Teknik Observasi dan Teknik Dokumentasi.
Semiotika berasal dari kata Yunani “semeion” yangberarti
“tanda”. Istilah “semeion” tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik
atauasklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik
inferensial(Sobur, 2004:95).Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang
menunjuk pada adanya hal lain. Secaraterminologis, semiotika adalah
cabang ilmu yang berurusan dengan dengan pengkajian tanda dansegala sesuatu
yang berhubungan dengan tanda, sepertisistem tanda dan proses yang berlaku
bagitanda (van Zoest, 1993:1). Semiotika
merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas objek- objek,
peristiwa- peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda. Ahli sastra Teew (1984:6)mendefinisikan semiotik adalah
tandasebagai tindak komunikasi dan kemudiandisempurnakannya menjadi model
sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor danaspek hakiki untuk pemahaman
gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalammasyarakat mana pun.
Semiotik merupakan cabang ilmu yang relatif masih baru. Penggunaantanda dan
segala sesuatu yang berhubungan dengannya dipelajari secara lebih sistematis
padaabad kedua puluh.
Pendekatan semiotika menurut Ferdinand de Saussure mengembangkan
dasar-dasar teori linguistik umum. Kekhasan teorinya terletak pada kenyataan.
Dia menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Menurut Saussure tanda-tanda,
khususnya tanda-tanda kebahasaan, setidak-tidaknya memiliki dua buah
karakteristik primordial, yaitu bersifat linier dan arbitrer (Budiman, 1999 :
38). Yang terpenting dalam pembahasan pokok pada teori Saussure adalah prinsip
yang mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu
tersusun dari dua bagian, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda).
Menurut Saussure bahasa merupakan suatu sistem tanda (sign). Tanda dalam
pendekatan Saussure merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi dan
sering diidentifikasi dengan citra bunyi sebagai penanda. Jadi penanda (signifier)
dan petanda (signified) merupakan unsur mentalistik. Dengan kata lain,
di dalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua komponen yang
tak terpisahkan. Dengan kata lain, kehadiran yang satu berarti pula kehadiran
yang lain seperti dua sisi kertas (Masinambow, 2000a:12, dalam Sobur 2003:32).
Dalam tanda terungkap citra bunyi atau konsep sebagai dua komponen yang tak
terpisahkan. Hubungan antara penanda dan petanda bersifat bebas (arbiter),
baik secara kebetulan maupun ditetapkan. Arbiter dalam pengertian
penanda tidak memiliki hubungan alamiah dengan petanda (Saussure, 1966, dalam
Berger 2000b:11, dalam Sobur 2003:32).
Menurut Ferdinand De Saussure mengungkapkan bahwa pengertian makna
sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda
linguistik.Dalam pemakaian sehari- hari, kata
makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pembicaraan. Apakah
pengertiankhusus kata makna tersebut serta perbedaannya dengan ide, misalnya,
tidak begitu diperhatikan. Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga
dijajarkan pengertiannya dengan arti. Berbagai pengertian itu begitu saja
disejajarkan dengan kata makna karena keberadaannya memang tidak pernah
dikenali secara cermat dan dipilahkan secara tepat. Kata makna sebagian istilah
mengacu pada pengertian yang sangat luas.
Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa
kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan
antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya
referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial
dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata
atau leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif,
berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna
umum danmakna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain
dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik
dan sebagainya.
Lirik
mempunyai dua pengerian yang pertama adalah karya sastra (puisi) yang berisi
curahan perasaan pribadi, yang kedua adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono
(peny), 2003: 678). Dalam menggunakan lirik seseorang penyair atau pencipta
lagu itu harus benar- benar pandai mengolah kata. Kata lagu mempunyai arti
ragam suara yang berirama (Moeliono (peny), 2003: 624). Lagu atau nyanyian
merupakan hasil karya seni hubungan dari seni suara dan seni bahasa, sebagai
karya seni suara melibatkan melodi dan warna suara penyanyinya.
Lirik
Lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat,
didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau
pencipta Lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya
tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya.Permainan bahasa ini dapat
berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan
diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan
lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan
pengarangnya.
Dari
pendapat tersebut , maka dapat disimpulkan bahwa lagu adalah karya seni
gabungan antara seni suara dan seni bahasa yang puitis, bahasanya singkat dan
ada irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias da melibatkan melodi dan suara penyanyinya.
HASIL PENELITIAN
Kau bisa patahkan
kakiku tapi tidak mimpi-mimpiku kau bisa lumpuhkan tanganku tapi tidak
mimpi-mimpiku.Kau bisa merebut senyumku tapi sungguh tak akan lama kau bisa
merobek hatiku tapi aku tahu obatnya.
Manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita.Kau bisa hitamkan putihku kau takkan gelapkan apapun kau bisa runtuhkan jalanku kan ku temukan jalan yang lain.
Manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita.
Bila bukan kehendakNya tidak satu pun culasmu akan bawa bahagia.
Manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita.
Kau bisa patahkan kakiku, patah tanganku rebut senyummu hitamkan putihnya hatiku, tapi tidak mimpi-mimpiku.
Manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita.Kau bisa hitamkan putihku kau takkan gelapkan apapun kau bisa runtuhkan jalanku kan ku temukan jalan yang lain.
Manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang kuat itu kita.
Bila bukan kehendakNya tidak satu pun culasmu akan bawa bahagia.
Manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita.
Kau bisa patahkan kakiku, patah tanganku rebut senyummu hitamkan putihnya hatiku, tapi tidak mimpi-mimpiku.
1. Makna Pada Lirik Lagu Manusia Kuat– Tulus
Untuk mengetahui
makna pada lirik lagu Manusia Kuat –Tulus peneliti
akan menganalisis lirik lagu tersebut menggunakan teori semiotika dari
Saussure.
Bait I
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Kau bisa patahkan kakiku tapi tidak
mimpi-mimpiku kau bisa lumpuhkan tanganku tapi tidak mimpi-mimpiku.
|
Didalam
bait pertama penulis lagu ingin menyampaikan kepada para pembaca dan
pendengar bahwa siapapun itu walaupun bisa mematahkankaki dan melumpuhkan
tanganya namun tetap tidak bisa mematahkan dan melumpuhkan mimpi-mimpinya.
|
Bait II
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Kau bisa merebut senyumku tapi sungguh
tak akan lama kau bisa merobek hatiku tapi aku tahu obatnya.
|
Padabait
ini menjelaskan bahwa bila seseorang bisa membuatnya sedih tapi hal itu tak
akan lama karena dia tidak akan sedih yang berlarut-larut. Kemudian bila ada
seseorang yang bisa membuat hatinya terluka itu bukan masalah baginya karena
dia tau bagaimana cara mengatasi hati yang terluka.
|
Bait III
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Manusia-manusia kuat itu kita
jiwa-jiwa yang kuat itu kita manusia-manusia kuat itu kita jiwa-jiwa yang
kuat itu kita.
|
Pada bait ini penulis lagu berusaha menunjukkan bahwa,
manusia-manusia yang kuat itu adalah kita. Disini juga terdapat pengulangan
kata yang berarti menegaskan bahwa manusia-manusia yang kuat itu adalah kita,
dan penulis lagu juga memberikan energi positif kepada para pembaca dan
pendengar lagu ini agar optimis dan percaya bahwa kita ini adalah
manusia-manusia kuat.
|
Bait IV
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Kau
bisa hitamkan putihku kau takkan gelapkan apapun kau bisa runtuhkan jalanku
kan ku temukan jalan yang lain.
|
Dalam bait ini penulis menyampaikan
bahwa jika ada seseorang yang berniat untuk menghitamkan dunianya atau
menggelapkan dunianya, itu bisa saja, namun tak akan bisa berhasil
menggelapkan dunianya karena ia mampu untuk mempertahankan putihnya dunianya.
Dan jika ada seseorang yang ingin meruntuhkan jalan untuk menggapai mimpinya itu
tak akan berhasil karena ia akan mencari jalan yang lain untuk tetap bisa
menggapai mimpinya tersebut.
|
Bait V
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Bila
bukan kehendakNya tidak satu pun culasmu akan bawa bahagia
|
Pada bait ini dijelaskan bahwa jika semuanya bukan kehendak Tuhan
pasti kecurangan seseorang yang akan merebut mimpi kita atau ingin mematahkan
mimpi kita itu tidak akan berhasil, jadi semuanya adalah kehendak Tuhan.
|
Bait VI
ASPEK PENANDA
|
ASPEK PETANDA
|
Kau
bisa patahkan kakiku, patah tanganku rebut senyummu hitamkan putihnya hatiku,
tapi tidak mimpi-mimpiku.
|
Pada bait terakhir penulis lagu menyampaikan bahwa jika seseorang
ada yang mematahkan kaki dan tangannya maka ia akan membuat sedih orang itu
hingga orang itu tidak bisa tersenyum. Dan tidak ada yang bisa menodai
mimpi-mimpinya walaupun ada yang menodai hatinya.
|
KESIMPULAN
Setelah
melakukan penelitian pembahasan “Analisis Semiotika Makna pada Lirik lagu Manusia Kuat – Tulus, penulis dapat
menyimpulkan bahwa makna dalam lirik lagu ini adalah sejatinya
merupakan seruan untuk pantang menyerah, dan juga tentang semangat hidup. Lagu
ini menbicarakan tentang jiwa, yang merupakan kekuatan besar dalam raga
manusia. Jiwa merupakan bagian yang tak tersentuh, namun tetap bisa berlari
kencang walau raga mungkin lumpuh. Lagu ini untuk menyuarakan keyakinan semua
manusia, bahwa tak ada satu manusia pun yang bisa benar-benar mematahkan
langkah baik seorang manusia lainnya.
Di
lagu ini juga mengingatkan bahwa pengalaman buruk justru memberi kita
kesempatan untuk membuktikan diri, menjadi manusia yang berbesar hati tidak
akan membuat kita merugi. Dan didalam
lagu ini ada pelajaran yang dapat kita dipelajari di kehidupan seperti pantang
menyerah menghadapi problematika kehidupan dan ketika bermimpi kita tidak
bolehkan satu orangpun mematahkan mimpi-mimpi kita. Tidak ada gunanya mengurung
diri karena kehidupan yang buruk, lebih baik bangkit dan maju. Dalam lagu ini
selain seruan untuk membangkitkan semangat tapi juga membangkitkan kepercayaan
diri manusia.Lirik- lirik dalam lagu ini mengandung ajakan kepada manusia-
manusia agar semangat dan meningkatkan kepercayaan diri ketika bermimpi.
SARAN
Berdasarkan
penelitian dan pembahasan yang dilakukan, penulis akan memberikan beberapa
saran yaitu untuk pencipta lagu adalah menciptakan sebuah lagu tidak hanya
bersifat sebagai hiburan saja, melainkan memberikan makna yang berarti untuk
memberikan inspirasi bagi para penikmat serta pendengarnya. Lagu bukan hanya
sebagai hiburan semata namun ada unsur pendidikan atau nilai-nilai lain yang
terkandung didalamnya, sehingga dapat bermamfaat untuk para pendengarnya. Saran
untuk masyarakat adalah sebagai penikmat
musik dan lagu seharusnya mulai cerdas serta kritis untuk memilih lagu-lagu
yang memiliki kualitas dalam lirik lagunya. Diharapkan juga supaya mampu
menterjemahkan makna-makna yang terkandung dalam sebuah lagu. Dengan begitu
masyarakat mempunyai pola pikir yang kritis dan maju sehingga dapat berpengaruh
terhadap kondisi mental masyarakat. Adapun
saran yang ditujukan untuk peneliti selanjutnya adalah untuk menggunakan materi
ini sebagai bahan acuan untuk meneliti denganberbagaiperspektif.
DAFTAR
PUSTAKA
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.pdf(Diunduh pada tanggal 8 mei 2018)
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp
content/uploads/2014/02/ejournal%20yayat%20%2802-22-14-05-15-40%29.pdf
(Diunduh pada tanggal 8 mei 2018)
http://abybiologi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-makna-menurut-para-ahli.html(Diunduh pada tanggal 8 mei 2018)
Komentar
Posting Komentar