Simbol
Merpati Putih dalam Agama Kristen Protestan; Kajian Semiotik
Ezra Regi Pangestu
2125153060
Sastra Indonesia-Universitas Negeri Jakarta
Simbol
adalah bentuk yang dibangun berdasarkan kesepakatan bersama. Oleh karena itu
simbol biasanya telah di ketahui banyak orang. Simbol yang digunakan dalam
berbagai hal seperti simbol sosial, simbol dalam masyarakat dan yang akan kita
bahas dalam essai kali ini adalah simbol mengenai keagamaan. Karena juga begitu
banyak simbol keagamaan yang sudah terbentuk dari ribuan tahun yang lalu, sejak
pertama kalinya sistem keagamaan di bentuk. Melihat dari keagamaan yang terjadi
di indonesia saja kita memiliki agama yang di akui oleh indonesia adalah enam
agama. Enam agama tersebut adalah agama Islam, agama Kristen Protestan, agama
Katolik, agama Hindu, agama Buddha, dan yang terakhir adalah agama Kong Hu Cu.
Pada keenam agama tersebut memiliki simbol-simbol yang menjadi sebuah acuan
keberagamaan. Sama seperti kitab suci masing-masing agama, simbol juga memiliki
hal yang identik dengan agama tersebut. faktor simbol yang mempengaruhi
bagaimana pedoman pada pemeluk agama tersebut.
Pada essai kali ini
penulis akan lebih melihat pada agama Kristen Protestan. Kristen protestan
lahir sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam waktu yang sudah sangat lama itu
pastilah sudah terbentuk banyaknya simbol-simbol yang disepakati oleh pemeluk
agama Kristen Protestan. Dalam agama Kristen Protestan terdapat beberapa simbol
yang ada seperti, salib, lonceng, gandum dan anggur, abu, api, burung merpati
dan masih banyak lagi di dalam ajaran Kristen Protestan. Dalam analisis essai
pada saat ini penylis akan lebih memfokuskan pada simbol merpati dalam Alkitab.
Alkitab yang merupakan kitab suci agam Kristen ini beberapa kali menuliskan
merpati putih di dalamnya. Inilah yang mengunggah hati penulis untuk mendalami
bagaimana simbol merpati dapat dianggap suci dalam Alkitab. Penulis akan
merujuk pada pendekatan semiotik dalam membongkar bagaimana sebuah tanda dapat membuat
pola pikir manusianya. Karena memang semiotik mengatur tentang tanda. Arti kata
Semiotik berasal dari bahasa Yunani
“semeion” yang berarti tanda atau sign. Menurut
Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda. Tanda adalah kesatuan dari
suatu bentuk penanda dengan sebuah ide atau petanda. Penanda adalah aspek
material dari bahasa dan petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep
atau aspek mental dari bahasa. Istilah form dan content diistilahkan juga dengan expression dan
content, yang satu berwujud bunyi dan yang lain berwujud idea. Ferdinand de
Saussure dalam rumusan teori
semiotika membuat dua aspek dalam semiotika, yaitu signifer dan signified Signifer adalah aspek formal
sebuah penanda, dalam hal ini adalah yang termasuk kompleks didalamnya, dengan
arti lain sudah di pahami dan di sepakati secara bersama. Signified adalah
sebuah petanda yang mengartikan lebih mendalam bagaimana sebuah signifiant di
jalankan dalam kesepakatan bersama.
Dalam analisis kali ini yang tadi sudah di jelaskan,
penulis akan menelaah tentang bagaimana burung merpati dapat di jadikan nilai
simbol acuan dalam agama Kristen. Tetapi peneliti juga menemukan bukti bahwa
bukan hanya agama Kristen Protestan yang menggunakan burung Merpati dalam kitab
sucinya yaitu Alkitab. Melainkan juga pada agama Islam juga memakai burung
merpati didalamnya. Dalam konstruktsi sastra keagamaan dalam buku Sastra dan
Religiositas karya Y.B.Mangunarijaya, kontruksi pembangun agama kristen
protestan dan Islam hampir sama. Karena dalam setiap pengajaran yang ada pada
kedua kitab suci yaitu Alkitab pada Kristen dan Alquran pada agama islam. Dalam
sistem tokoh kudus dan yang profan dalam buku tersebut dijelaskan mengenai
bagaimana manusia pertama kali diciptakan. Semua hampir sama dalam keduanya.
Bergitu pula bila kita. Merujuk pada bagian simbol yang terdapat pada kedua
ajaran tersebut memang terdapat kesamaan. Memang bukan hanya simbol yang
terdapat kesamaan dalam kedua agama tersebut, tetapi juga terdapat beberapa
tokoh yang sama dalam kedua kitab suci tersebut. Begitu pula dengan simbol
merpati putih dalam kedua agama tersebut. Tapi pada essai kali ini tidak akan
ada perbandingan sastra di dalamnya. Pada kali ini akan lebih memfokuskan pada
Kristen Protestan.
Analisis yang dilakukan
penulis juga melakukan sebuah pencarian makna didalamnya. Penulis juga merujuk pada perebutan makna
dalam sebuah simbol dalam buku Metode
Penelitian Filsafat Sastra. pada halaman 47, bagaimana suatu merebut paradigma
atau pandangan yang ada. Hal ini dapat dikaitkan dalam bagaimana hewan dapat
berkaitan dengan religionalitas agama. (Endraswara, 2011:1 dalam buku Metode
Penelitian Filsafat Sastra) Sastra mengelitik pemikiran tentang hidup yang
tidak tunggal. Untuk meraih makna yang beragam itu, permerhati harus melakukan
tafsir. Tafsir boleh dilakukan dengan apa saja, asalkan landasannya jelas dan
terpercaya. Landasan terpercaya kali ini akan langsung melihat pada kitab suci
Alkitab. Dengan landasan yang tepat ini akan dapat diketahui bagaimana sebenarnya
analisis merpati dapat terlhat dengan jelas didalamnya. Karena dalam
pembongkaran makna juga terdapat tahap untuk pembongkaran makna. Filsafat sastra
juga melihat bagaimana pandangan hewan dapat dialihkan untuk sistem keagamaan
yang ada. Karena filsafat di sini bukan hanya mengatur tentang bagaimana sastra
terdapat dalam sastra, melainkan juga terdapat pada agama. Seperti yang di
utarakan oleh Supadjar (1995 dalam buku Metode Penelitian Filsafat Sastra) menawarkan
gagasan pencarian kebenaran dalam penelitian sastra. menurut Supadjar, Ia membagi
menjadi 16 tema kefilsafatan. Lalu pada tema ke tujuh adalah membahas tentang
bagaimana agama. Dalam hal ini filsafat juga dapat berperan penting bagaiamana
perkembangan agama yang ada.
Menurut
Coleridge(1948:239 dalam buku Teori kesusastraan karya rene wellek dan austin
waren), simbol memang meerupakan ‘suatu penerjemahan pemikiran abstrak menjadi
bahasa bergambar, yang tidak lain juga merupakan abstraksi dan obkjek-objek
indriawi, sedangkan simbol dicirikan oleh nampaknya sifat-sifat yang mencirikan
spesies pada diri individu, atau sifat-sifat yang umum pada yang khusus. Hal ini
juga dapat dikaitkan dengan adanya simbol merpati pada Alkitab dan yang
terkhusus adalah Kristen. Pada gambar gereja juga terdapat simbol merpati yang
dimaksudkan adalah sebagai rohkudus yang turun dengan Allah. Hal ini juga di perkuat
oleh isi dari pada Alkitab.
Dalam
aspek Kristen protestan di jelaskan salah satu makna dari burung merpati itu
adalah simbol kesucian. Karena burung merpati putih yang di jelaskan terdapat
pemaknaan putih yang berartikan suci didalamnya. dalam alkitab terdapat 44 kata
merpati diucapkan. Hal ini pula yang menandakan bahwa pentingnya kata merpati
pada agama Kristen Protestan. Pada bagian awal alkitab yaitu pada kitab Kejadian pasalnya yang ke-8 di jelaskan
bagaimana burung merpati dipakai untuk
melihat di sekeliling bahtera Nuh. Karena pada saat itu Tuhan sedang marah dan
Nuh di beritahukan untuk membuat bahtera yang besar supaya dapat menampung
manusia dan hewan-hewan. Tapi orang-orang yang disekitar Nuh menganggap dia
gila karena membuat kapal besar diatas bukit, dan akhirnya terjadilah hujan
badai yang besar. Lalu kembali pada konteks simbol burung merpati, pada bagian
tersebut terlihat bagaimana merpati dijadikalan sebagai alat penolong. Bila melihat
dari pedoman De Sauusure terlihat sebagaimana penanda disini adalah burung
merpati, dan petanda dalam burung merpati dalam Kejadian adalah sebagai
penolong. Karena pada saat itu merpati sebagai penolong. Peneliti akan lebih
dari pada bagaimana isi Alkitab dikatakan. Karena data yang bersumber langsung
akan lebih terperinci. Seperti yang dikatakan oleh Endaswara (2012:31) Berfikir
Ilmiah adalah landasan filosofi untuk menemukan kebenaran. Berfikir seperti itu
harus memiliki data-data yang otentik.
Alanalisis kedua
terdapat pada pasal Kejadian ayat ke
15, pada pasal yang ke 9 yaitu “Firman Tuhan kepadanya: ‘ambilah bagi-ku seekor
lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun,
seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak
burung merpati” lalu pada pasal yang ke 10 yaitu “Diambilnyalah semuanya itu
bagi Tuhan, dipotong dua, lalu diletakannya bagian-bagian itu yang satu di
samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua”. Dalam hal ini
burung merpati diartikan sebagai persempahan yang suci. Setara dengan seekor
lembu. Karena dalam ajaran Kristen Protestan yang diberitahukan bahwa Tuhan
Yesus diperumpakan sebagai gembala. Gembala disini artinya adalah sebuah
penuntun umatnya kepada jalan kebenaran. Manusia yang menjadi domba-dombanya
karena domba adalah binatang yang di anggap penurut dan cukup suci. Karena memang
dapat dilihat secara metafora, seperti simbol-simbol keagamaan didasarkan pada
hubungan suatu interinsik antara ‘tanda’ dan objek yang diacu oleh tanda itu,
baik dalam bentuk metonomia maupun metafora dalam buku Teori kesusastraan karya
rene wellek dan austin waren.
Kembali kepada merpati, jadi pada analisis
kedua dalam objek Alkitab ini adalah merpati sebagai korban persembahan yang
suci. Dalam kitab Imamat pasalnya
yang ke 12 ayat 6 adalah “Bila sudah genap hari-hari petahirannya, maka untuk
anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur
setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung
tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu kemah pertemuan, dengan
menyerahkan kepada imannya.” Ini lebih menguatkan bahwa burung merpati adalah
sebagai sistem penghapusan dosa. Lalu merpati dianggap sebagai binatang yang
cantik, seperti yang di jelaskan pada kitab Kidung
Agung pasal 1 ayatnya yang ke 15 “Lihatlah, cantik engkau manisku, sungguh
cantik engkau, bagai merpati matamu.” Itu adalah sebuah ungkapan kecantikan
yang diangap dalam Alkitab. Rohkudus juga salah satu bagaimana gambaran merpati
di buat.
Jadi dapat disimpulkan adalah bagaimana seekor burung
merpati dapat memiliki banyak arti dalam ajaran umat Kristen protestan. Hal itu
yang dijelaskan pada kitab umat Kristen Protestan yaitu Alkitab. Disebutkan bahwa
44 kali kata merpati di sebutkan dalam alkitab. Dalam sebuah arti seekor
merpati dapat dilihat yaitu mengartikan rohkudus, arti keselamatan, penolong. Semiotik
sangat berguna dalam pendalaman penanda dan petanda pada analisis kali ini.
Dapus :
Sastra
dan Religiositas karya Y.B.Mangunarijaya
Teori
kesusastraan karya rene wellek dan austin waren
Metode
Penelitian Filsafat sastra
Semiotik
komunikasi
Komentar
Posting Komentar